Usai Tandatangani Isi Perjanjian Tordesillas, Spanyol dan Portugis Sempat Berselisih di Indonesia, padahal Kekuasaan Dunia Sudah Dibagi Dua

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi gerbang rempah di kawasan timur nusantara. Isi perjanjian Tordesillas membagi dunia jadi dua tapi Portugis dan Spanyol berselisih di Maluku.
Ilustrasi gerbang rempah di kawasan timur nusantara. Isi perjanjian Tordesillas membagi dunia jadi dua tapi Portugis dan Spanyol berselisih di Maluku.

Intisari-Online.com - Spanyol dan Portugis menandatangani isi Perjanjian Tordesillas pada 7 Juni 1494.

Mereka membagi kekuasaan dunia menjadi dua untuk masing-masing, melalui garis yang membentang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan.

Dalam perjanjian itu, ditetapkan bahwa daerah di sisi barat garis adalah kekuasaan Spanyol, sementara kekuasaan Portugis ada di sisi timur.

Selain bersepakat tentang pembagian wilayah dunia untuk mereka jelajahi, kedua bangsa Eropa ini juga bersepakat bahwa mereka tidak boleh menjajah wilayah yang dipimpin penganut Kristen.

Baca Juga: Akhiri Perang Dunia 2, Inilah Isi Perjanjian Postdam yang Dirumuskan Sekutu

Perjanjian ini terjadi saat keduanya sama-sama mencari daerah baru untuk mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan, terutama rempah-rempah.

Persaingan terjadi karena Spanyol dan Inggris menginginkan hal yang sama.

Maka dibuat perjanjian Tordesillas untuk menghindari perseteruan lebih lanjut.

Tapi rupanya, perseteruan mereka tak terhindarkan di kemudian hari ketika keduanya bertemu di wilayah Maluku, bahkan melahirkan perselisihan selama hampir satu dekade.

Baca Juga: Tetap Fit saat WFH Maupun WFO, Begini Tips Jitunya!

Pertemuan Portugis dan Spanyol di Maluku

Dengan disepakatinya Perjanjian Tordesillas, Portugis menempuh jalur timur lewat pantai barat Afrika sampai ke Tanjung Harapan, kemudian menyusuri pantai timur Afrika menuju ke Kalikut, India.

Indonesia atau saat itu dikenal sebagai Nusantara, merupakan daerah yang kaya akan rempah-rempah, di mana termasuk dalam wilayah ekspedisi Bangsa Portugis.

Pada 1511, bangsa Portugis lewat ekspedisi yang dipimpin Afonso de Albuquerque berhasil merebut dan menduduki Malaka. Kemudian datang ke Maluku pada 1512.

Namun, tanpa diduga Spanyol muncul dari arah Filipina yang dipimpin oleh Kapten Sebastian del Cano pada 1521.

Baca Juga: Digulingkan Dari Jabatan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu Ternyata Pernah Bersekongkol Dengan Pangeran Arab Saudi, Berencana Menggulingkan Raja di Negara Ini

Persaingan antara Portugis dan Spanyol pun kembali terjadi.

Portugis yang saat itu memonopoli perdagangan di Maluku, memandang kedatangan Spanyol sebagai ancaman.

Portugis dan Spanyol pun bersaing dengan memanfaatkan permusuhan kerajaan lokal.

Selama hampir satu dekade, keduanya berperang.

Baca Juga: Kini Lancarkan Serangan Udara Usai Dikirimi 'Balon', 3 Tahun Silam Israel Kerahkan Sniper Usai Dikirim Layang-layang oleh Rakyat Palestina, Ternyata Ini yang Dibawa

Spanyol bersekutu dengan Tidore untuk melawan Portugis yang bersekutu dengan Ternate.

Keduanya sebenarnya sudah mencoba menyelsaikan antara 1525 hingga 1528.

Portugis dan Spanyol masing-masing mengirimkan astronom, kartograf, navigator, dan ahli matematika untuk membagi Maluku sesuai dengan Perjanjian Torsedillas.

Namun, solusi benar-benar baru disepakati pada tahun 1529, dengan keduanya menandatangani perjanjian lainnya, yaitu Perjanjian Saragosa.

Baca Juga: SetelahCristiano Ronaldo Anti-Minuman Bersoda, Kini GiliranPaul PogbaSingkirkan Botol Bir di Euro 2020, Bukti Dirinya Jadi SeorangMuslim yang Taat

(*)

Artikel Terkait