Intisari-online.com - Bukan rahasia lagi jika Israel sangat khawatir dengan kekuatan militer Iran.
Negeri Yahudi tersebut khawatir jika Iran menjadi salah satu kekuatan yang mengancam stabilitas di Timur Tengah.
Kepemilikan fasilitas nuklir membuat Israel begitu khawatir, sehingga tak jarang melakukan operasi rahasia untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Salah satunya adalah dengan melakukan pembunuhan pada ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh beberapa waktu lalu.
Meski tak ada bukti keterlibatan Israel dalam upaya pembunuhannya, namun agen mata-mata Israel berulang kali mengonfirmasi bahwa mereka adalah pelakunya.
Bahkan mantan bos Mossad, Yossi Cohen, pernah membocorkan rincian operasi tersebut.
Yossi Cohen mantan kepala Mossad Israel, mengungkapkan detail mengejutkan tentang operasi yang dilakukan oleh mata-mata Israel terhadap proyek nuklir Iran.
Termasuk di dalamnya pembunuhan ilmuwan top Iran Mohsen Fakhrizadeh, ungkap Anadodulu Agency.
Cohen, dalam sebuah wawancara langka, berbicara kepada saluran berita Israel 12 seminggu setelah mengajukan pengunduran dirinya.
Biasanya, pemimpin Mossad menunggu bertahun-tahun untuk berbicara kepada media setelah pensiun.
Dia mengisyaratkan bahwa Mossad meledakkan fasilitas sentrifugal bawah tanah Iran di kota Natanz, Iran.
"Dulu sentrifugal berputar," katanya.
"Sepertinya tidak lagi?" tanya wartawan Ilhan Dayan.
"Memang," kata Cohen.
Mantan kepala mata-mata itu lebih lanjut mengatakan, "Kami mengatakan dengan sangat jelas (kepada Iran), Kami tidak akan membiarkan Anda mendapatkan senjata nuklir."
"Apa yang tidak Anda mengerti?" paparnya.
Pada bulan April, kegagalan listrik terjadi di fasilitas nuklir Natanz dekat ibukota Teheran sehari setelah Republik Islam meluncurkan sentrifugal uranium canggih baru.
Cohen menggambarkan operasi 2018 di mana Mossad mencuri arsip nuklir Iran dari brankas di sebuah gudang di Teheran.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Mossad telah mengamati dengan cermat ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh selama bertahun-tahun.
Tetapi tidak mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhannya.
Pada November 2020, ilmuwan nuklir top Iran Fakhrizadeh dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal di pinggiran Teheran.
Sebagian besar pejabat Iran menganggap Israel bertanggung jawab atas pembunuhan itu, bersumpah akan memberikan tanggapan sengit.
"Jika seorang pria menimbulkan bahaya bagi warga Israel, dia harus disingkirkan," kata Cohen.
"Namun, jika dia memperbaiki jalannya dan tidak membahayakan kita lagi, maka dia akan selamat," imbuhnya.
Cohen membantah asumsi bahwa Iran lebih dekat dari sebelumnya untuk memiliki senjata nuklir, dengan mengatakan: "Itu tidak benar."