Intisari-Online.com -Cengkeraman China di Timor Leste kini sudah semakin dalam dan bakal sulit dilepaskan, bahkan oleh Australia.
Ya, seperti diketahui, Chinaselalu dengan sangat percaya diri telah menjalin hubungan bilateral yang erat dengan Timor Leste.
Bahkan pada 2020, Menteri Luar Negeri Wang Yi sampai menyebut China akan memberikan segala hal terbaik untuk kebutuhan Timor Leste.
Belt and Road Initiative (BRI) yang selama ini menjadi jalan China menguasai dunia pun diyakini akan mendapat restu di Timor Leste.
Untuk itu, China pun ingin segera memastikan segera terciptanya "jalur cepat" pertukaran sumber daya manusia antara kedua negara.
Tujuannya jelas: demi memastikan kelancara proyek-proyek raksasa yang akan dilakukan kedua negara, dengan BRI menjadi yang utama.
Wang Yi pun, seperti dilansir dariXinhua,dengan sangat yakin menyebut bahwa pemerintah Timor Leste telah setuju dengan konsep "satu China".
Untuk itu, negeri Tirai Bambu berencana untuk mengonsoliasikan landasan politik demi memuluskan hubungan bilateral China - Timor Leste.
Rencana China terhadap Timor Leste bahkan tak terbatas pada hubungan bilateral semata.
Mereka berani menyodorkan rencana menjaga otoritas PBB dengan menyebut akan bergandengan tangan dengan setiap komunitas interansional, termasuk dengan Timor Leste.
China berdalih, dengan cara tersebut mereka bisa terus menhaga peran sentralnya dalam urusan internasional, menjaga norma-norma dasar hubungan internasional, serta menjunjung pembangunan komunitas dengan masa depan bagi seluruh umat manusia.
Di sisi lain, Timor Leste juga seolah merelakan negaranya menjadi sarana China memperkuat kekuasaannya di kawasan Indo-Pasifik.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Timor LesteAdaljiza AXR Magno.
Magno menyebut Timor Leste bersedia mempromosikan kerjasama dalam kerangka kerja BRI.
Selain itu, Magno pun terlihat begitu pasrah saat menyebut bahwa Timor Leste berpegang teguh pada konsep"Satu China".
Alasan Magno adalah bahwa dunia, termasuk Timor Leste, sedang mengalami krisis akibat pandemi Covid-19.
Dan inilah yang menjadi titik lemah Timor Leste yang kemudian menjadi jalan masuk China untuk semakin menguatkan cengkeramannya di Bumi Lorosae.
Terbaru, Sabtu (5/6/2021), Timor Leste dengan riang gembira menerima vaksin Sinovac Covid-19 dari China.
Wakil Perdana Menteri Timor-Leste Armanda Berta dos Santos, Duta Besar Tiongkok untuk Timor-Leste Xiao Jianguo, Perwakilan Program Pangan Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk Timor-Leste dan pejabat lainnya dari pemerintah Timor-Leste menghadiri upacara serah terima vaksin di bandara Internasional Dili.
Dengan cermat, China memberikan bantuan di tengah kondisi Timor Leste yang kelabakan menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Pilihan Timor Leste memang sangat sulit, terus menunggu sahabat lamanya Australia dengan segala keterbatasannya, atau menerima dengan tangan terbuka sumbangan dari China yang nyaris tak terbatas.
Faktanya, China tak hanya mampu memberikan vaksin dalam jumlah banyak, namun juga tiba tepat pada waktunya.
Menteri Kesehatan Timor-Leste Odete Maria Freitas Belo bahkan secara langsung mengungkapkan ucapan terima kasihnya atas bantuan China.
Sebuah titik penting yang tentu akan membuat China semakin semringah, sementara Australia akan cemberut.
Ya, cemberut karena sahabat dekatnya, yang terkadang malah disebut sebagai sapi perahannya, itu kini perlahan mulai menghilangkan ketergantungannya pada negeri Kanguru.