Intisari-Online.com - Salah satu merek fesyen terkemuka dunia, Louis Vuitton, mendapat kecaman karena menjual syal desainer mewah yang sangat terinspirasi oleh keffiyeh tradisional Palestina.
Seperti diketahui, keffiyeh adalah simbol nasionalisme Palestina.
Orang-orang kemudian menggunakan media sosial untuk menuduh desainer sebagai perampasan budaya.
Netizen pun mengecamnya karena gagal mengakui makna syal yang dibawa di Palestina.
Melansir Middle East Monitor, Jumat (4/6/2021), Louis Vuitton menjual syal dengan harga $705 (sekitar Rp10 juta) ketika barang tradisional yang dibuat di Palestina ini harganya kurang dari lima persen dari harga tersebut.
Louis Vuitton (LV) menggambarkan syal di situs webnya sebagai "terinspirasi oleh keffiyeh klasik dan diperkaya dengan tanda tangan House".
Perusahaan mengklaim syal, yang terbuat dari wol, katun dan sutra, ringan dan lembut, dan "menciptakan suasana santai".
Menulis di Twitter, seorang pengguna mengatakan, "Memanfaatkan orang-orang Palestina yang tertindas adalah hal yang memalukan @LouisVuitton, mengapa Anda tidak berbicara tentang genosida & pembersihan etnis rakyat Palestina."
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR