Intisari-online.com - Peneliti dari Wuhan Institute of Virology (WIV) dan Chinese Academy of Sciences umumkan temuan baru soal asal usul Covid-19
Sebelumnya asal usul Covid-19 memang menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga kini.
Banyak dugaan muncul mengenai asal-usul virus ini, termasuk tuduhan kebocoran virus dari Institut Virology Wuhan.
Namun, kali ini China mengungkap secara detail asal-usul virus ini untuk menghindari tuduhan yang selama ini dialamatkan kepadanya, mengenai kebocoran leboratorium.
Baca Juga: Demi Hadiri Pemakaman Kuda, Ratusan Warga India Desak-desakan Saat Negaranya Krisis Covid-19
Peneliti yang dipublikasikan dalam jurnal Biological BioRxiv menyebutkan, tanpa adanya jenis virus corona telah terdeteksi pada kelelawar.
Kelelawar memilikikemampuan reseptor ACE2 pada manusia,tetapivirus dan variannya yang menyebar ke manusia ditemukan pada trenggiling.
Artinya virus ini kemungkinan hanya menjadikan kelelawar sebagai inang sisanyatelah bermutasi pada trenggiling sebelum pindah kemanusia, setelah mengalami seleksi
"Hasil ini menunjukkan bahwa virus corona yang terdeteksi mungkin hanya puncak gunung es, virus ini mengalami peristiwa seleksi atau rekombinasi dalam inang, menyebabkan mereka beradaptasi dengan inang baru dan kemudian menyebar ke spesies baru," kata Global Times.
Kelelawar dan trenggiling dikenal sebagai inang potensial untuk virus yang sangat mirip dengan virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi manusia.
Berdasarkan penelitian terbaru para ilmuwan China, dapat dikatakan bahwa strain virus Corona yang muncul pada kelelawar merupakan nenek moyang dari virus penyebab wabah SARS tahun 2003 dan pandemi Covid-19.
Selain itu, jenis virus corona yang terdeteksi pada trenggiling juga paling mirip dengan virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi manusia, kata Yang Zhanqiu, ahli virologi di Universitas Wuhan, kepada Global Times.
Namun, studi baru belum menjelaskan bagaimana virus corona menginfeksi dan beradaptasi dari kelelawar menjadi trenggiling, dan kemudian dari trenggiling ke manusia.
The Global Times mengatakan bahwa penelitian tersebut sekali lagi menolak kemungkinan penyebaran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan epidemi Covid-19 dari laboratorium Institut Virologi Wuhan.
Karena WIV hanya menyimpan sampel virus Corona yang dikumpulkan dari kelelawar.
Pakar yang berbasis di Guangzhou Zhuang Shilihe mengatakan kepada Global Times bahwa virus corona bermutasi di lingkungan alam selama beberapa dekade.
Sebelum berhasil menyebar ke manusia dan menyebabkan pandemi Covid-19.
Pada 24 Mei, Tiongkok juga membantah bahwa seorang ahli dari Institut Virologi Wuhan dirawat di rumah sakit.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membantah laporan intelijen AS.
Menyebutkan bahwa tiga ahli dari Institut Virologi Wuhan dirawat di rumah sakit setelah menunjukkan gejala yang mirip dengan Covid-19 sejak awal November 2019.
Zhao menggambarkan laporan itu sebagai "sama sekali tidak benar".
Yuan Zhiming, direktur National Biosafety Laboratory di WIV, juga menolak laporan intelijen AS, dengan mengatakan "itu bohong total".