Intisari-Online.com -India tengah mengalami krisis karena gelombang kedua virus corona.
Lonjakan kasus Covid-19 India sebagian besar didorong oleh varian baru yang sekarang secara luas dianggap lebih menular daripada virus aslinya.
Tetapi di luar itu, pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 yang tinggi dan aturan penguncian yang lemah juga dituding memperparah kondisi pandemi negera Asia Selatan itu.
Program vaksin negara itu juga tertinggal dari negara-negara yang secara ekonomi maju.
Hanya sekitar 10 persen orang yang dilindungi oleh setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Angka kasus harian di India juga mencapai sekitar 40 persen dari total kasus global.
Meski sementara waktu kasus baru terlihat turun, tetapi jumlahnya masih tergolong sangat tinggi.
Jumlah kematian masih meningkat dan baru-baru ini mencapai 4.000 kasus per hari menurut rata-rata tujuh hari.
Kementerian kesehatan pada Senin (24/5/2021) melaporkan 4.454 kematian baru dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian di India menjadi 303.720.
Di tengah krisis Covid-19, tetap banyak warga India yang mengabaikan protokol kesehatan.
Ratusan penduduk desa menerobos aturan Covid-19 di India untuk menghadiri pemakaman kuda, ketika jumlah kematian resmi Covid-19 negara itu mencapai 300.000 hari ini.
Polisi mengakui munculnya kerumunan penduduk desa di negara bagian Karnataka selatan berkumpul pada Minggu (23/5/2021).
Mereka diketahui tengah memberi penghormatan terakhir pada hewan, yang merupakan milik organisasi keagamaan setempat.
Video menunjukkan lusinan orang berkumpul di lapangan umum untuk meletakkan bunga tribut di tubuh kuda.
Baca Juga: Makna Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Termasuk Satukan Masyarakat yang Berbeda-beda
Lalu prosesi berlanjut dengan kerumunan yang padat melalui jalan-jalan, dihadiri oleh ratusan orang. Kebanyakan dari mereka tidak mengenakan masker.
Polisi mengatakan desa itu sekarang akan di lockdown selama 14 hari.
Tidak ada masyarakat yang diizinkan keluar atau masuk selama penguncian Covid-19 dilakukan, sembari petugas menjalankan proses tracing di desa.
Pada Senin (24/5/2021), Daily Mail mewartakan bahwa laporan hukum terkait kasus itu juga telah diajukan untuk penyelenggara acara.
Kegiatan itu dituntut karena melanggar aturan penguncian Karnataka, yang melarang semua jenis pertemuan massal hingga setidaknya 7 Juli.