Intisari-online.com - Sebuah kabar buruk menghantui India, di mana tsunami Covid-19 yang melanda negeri Bollywood tersebut ternyata hanya permulaan.
Menurut statistik yang dikumpulkan oleh The Times of The UK, menunjukkan sekitar 60% pasien dengan jamur hitam dirawat di Rumah Sakit India.
Mereka harus menjalani pengangkatan satu matanya akibat infeksi jamur hitam mematikan.
Padahal di saat yang sama, India sedang bergulat dengan gelombang penyebaran Covid-19.
Namun, para dokter khawatir infeksi baru langka yang disebut jamur hitam mukormikosis ini juga menyebabkan masalah baru.
Infeksi ini berbeda dengan Covid-19 infeksi disebabkan oleh kontak dengan jamur mucormycete yang banyak ditemukan di tanah.
Setelah terinfeksi jamur, akan menyebar melalui pernapasan, dan menggerogoti beberapa bagian wajah.
Infeksi ini memengaruhi sinus, mata, otak, kulit, paru-paru, dan ginjal.
Disebut infeksi jamur hitam karena orang yang terinfeksi akan mengalami lepuh, atau luka berwarna hitam.
Untuk gejala dari pernyakit ini semuatergantung pada tempat infeksi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa gejala umum meliputi: bengkak di satu sisi wajah, sakit kepala, hidung tersumbat atau sinusitis, lesi hitam di pangkal hidung atau sisi hidung.
Di bagian dalam mulut semakin parah, sakit perut, mual dan muntah, perut berdarah.
Satu studi menemukan tingkat kematian jamur hitam sebesar 54 persen, dan dokter terkadang harus mengangkat mata untuk mencegah infeksi menyebar ke otak pasien, catatan CDC.
Statistik dari surat kabar Inggris The Times baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar 60% pasien yang terinfeksi jamur hitam, yang dirawat di rumah sakit India, harus menjalani pengangkatan setidaknya satu mata.
Namun, ini adalah penyakit yang relatif jarang dan tidak menyebar dari orang ke orang.
Paul Griffin, seorang profesor kedokteran di University of Queensland (Australia), mengatakan kepada ABC bahwa jamur mucormycete yang menyebabkan jamur hitam membutuhkan "inang yang sangat sensitif".
Biasanya, orang dengan jamur hitam yang kami lihat adalah orang yang pernah menjalani operasi transplantasi atau menggunakan obat yang sangat kuat yang memengaruhi sistem kekebalan," kata Profesor Griffin.
Lalu, apakah jamur hitam terkait dengan Covid-19?
Tidak ada jawaban yang jelas untuk pertanyaan ini.
Namun, penggunaan steroid dan imunosupresan baik untuk pasien Covid-19 meroket di India.
Hal ini menunjukkan bahwa negara Asia Selatan ini memiliki banyak "inang yang rentan" terhadap jamur mukormiset.
Selain itu, India memiliki jutaan penderita diabetes. Ini juga merupakan faktor risiko infeksi jamur hitam.
Panas dan kelembapan India adalah kondisi ideal bagi tumbuhnya jamur.
P. Suresh, kepala Departemen oftalmologi di Rumah Sakit Fortis di Mumbai, India, mengatakan bahwa dalam dua minggu terakhir, rumah sakitnya telah menerima dan merawat sedikitnya 10 orang dengan jamur hitam.
Jumlahnya dua kali lebih banyak dari populasi lainnya, sebelum pandemi Covid-19.
Pemerintah India juga melakukan segala upaya untuk mengatasi kekurangan obat-obatan untuk mengatasi jamur hitam.
Baca Juga: Setelah India, 6 Negara Ini Diprediksi Alami Lonjakan Kasus Covid-19, 4 Tetangga Indonesia
Lantas, akankah jamur hitam menyebar ke dunia?
Menurut ABC News, kemungkinan penyebaran jamur hitam ke dunia tidak banyak. Ini bukan penyakit yang menyebar dari orang ke orang seperti Covid-19.
Profesor Griffin mengatakan bahwa situasi epidemi Covid-19 di negara-negara di seluruh dunia tidak setara dengan skala dan tingkat India, sehingga jamur hitam tidak mungkin menyebar secara global.
"Jika kita mengendalikan Covid-19 dengan baik, penyakit seperti jamur hitam tidak akan bertahan lama," kata Profesor Griffin.