Intisari-online.com - Israel ternyata telah berulang kali merencanakan pembunuhan pada salah seorang petinggi Hamas ini.
Namun, upaya yang dilakukan oleh Israel selalu berakhir kegagalan.
Menurut 24h.com.vn, pada Kamis (20/5/21), Israel telah dua kali mencoba membunuh komandan senior Gerakan Islam Hamas, sejak pertempuran 10 Mei.
Tetapi upaya yang diakukan oleh Israel selalu gagal, hal itu dikonfirmasi oleh juru bicara militer Israel.
Dia adalah Mohammed Deif (55) komandan Brigade Al-Qassam, cabang militer Hamas, yang dituduh berada di balik serangan ke Israel oleh Hamas.
Dia juga dituduh sebagai otak di balik serangan di Israel termasuk pembomban bus.
Rincian dua serangan udara Israel dalam waktu sembilan hari diduga untuk menggempur tempat persembunyian Mohammed Deif.
Namun laporan tentang tindakan yang dilakukan Israel tersebut belum dirilis.
Deif juga salah satu komandan Hamas berpangkat tinggi yang telah lolos dari kematian berkali-kali sebelum diburu oleh tentara Israel.
Dia menjadi target selama serangan udara Israelsejak 2001, 2002, 2006 dan 2014.
Deif kehilangan satu mata, terluka di kedua kaki dan lengan, serta istri dan dua anaknya, kata sumber keamanan Israel.
Tujuh komandan Hamas lainnya juga menjadi sasaran militer Israel dalam beberapa hari terakhir.
Beberapa orang terluka, yang lainnya tidak terluka, kata militer Israel.
Salah satunya adalah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, pendiri Brigade Qassam, yang dipimpin oleh Deif.
Rumah Sinwar di Gaza hancur total. Tetapi pemimpin Hamas tidak ada di rumah pada saat serangan Israel.
Di bawah tekanan dari komunitas internasional untuk gencatan senjata.
Israel tampaknya menginginkan lebih banyak waktu untuk menargetkan sasaran tingkat tinggi Hamas, terutama Deif dan Sinwar.
Menanggapi berita bahwa Deif telah dua kali menjadi sasaran militer Israel dalam beberapa hari terakhir.
Seorang perwakilan Hamas mengatakan ini adalah "pukulan perang psikologis Israel".
"Deif terus memimpin Brigade Qassam selama perang, mengambil kendali penuh," kata sumber Hamas.