Advertorial
Intisari-online.com -Serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Mei lalu belum tunjukkan tanda akan berhenti.
Serangan yang terjadi antara miiter Israel dan pasukan militan Palestina tersebut masih terus berlanjut.
Tanda-tanda gencatan senjata masih belum tampak.
Militan Palestina atau Hamas menarget untuk menyerang Iron Dome, sistem pertahanan Israel yang selama ini mencegah serangan-serangan udara ke Israel.
Baca Juga: Dikenal Sebagai Pelindung Israel dari Hamas, Sebenarnya Bagaimana Cara Kerja Iron Dome?
Sedangkan militer Israel membidik jaringan terowongan bawah tanah di Jalur Gaza.
Israel ingin menyerangnya karena terowongan itu dipakai oleh Hamas.
Mengutip Washington Post, jaringan terowongan yang luas itu dijuluki "metro" dan menjadi kekuasaan Hamas.
Hamas telah menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2006.
Israel sangat bernafsu untuk menghancurkan jaringan terowongan itu, dengan 15 Mei lalu Israel mengirim 160 pesawat untuk menyerang lebih dari 150 target bawah tanah di Jalur Gaza utara, pusatnya di Beit Lahiya.
Serangan datang setelah pengumuman dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) jika angkatan darat Israel telah memasuki Gaza.
Pernyataan itu sendiri segera ditarik oleh Israel.
Rupanya, pengumuman serangan darat itu adalah cara menakut-nakuti pasukan Hamas agar mereka kemudian masuk ke terowongan.
Hal itu menjadi spekulasi beberapa kantor berita Israel, dengan petunjuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kemungkinan itu ada.
"Di hari terakhir, kita menyerang target bawah tanah," ujar Netanyahu.
"Hamas berpikir mereka bisa bersembunyi di sana. Mereka tidak bisa bersembunyi di sana.
"Pejabat Hamas senior berpikir bisa lolos dari cengkeraman kami. Mereka tidak bisa."
Baca Juga: 3 Hal Ini Bisa Picu Israel Lakukan Perang Nuklir dan Membawa Bumi Menuju Kiamat
Tuduhan Israel atas terowongan yang digali oleh Hamas sering menjadi konflik di Gaza.
Tidak seperti roket Palestina yang tunjukkan bukti jelas keberadaannya setelah ditembakkan, sulit bagi wartawan yang bertugas di area konflik itu memastikan beberapa rincian dari sistem bawah tanah dan penggunaannya.
Namun pemimpin Hamas telah mengkonfirmasi keberadaan terowongan itu dalam wawancara dengan jurnalis Barat.
Mereka menggambarkannya sebagai 'inovasi' tapi bersikeras tujuannya untuk pertahanan, dan menyebutkan jika walaupun pasukan Israel menghancurkannya, mereka masih punya banyak.
Baca Juga: 5 Negara Pemasok Senjata Utama ke Israel dengan Nilai Miliaran Dolar
Militer Israel telah mengajak wartawan mengunjungi terowongan yang sudah mereka tangkap, tunjukkan struktur mewah dengan tembok beton, listrik, dan gerobak.
Beberapa wartawan juga ditunjukkan di sekitar terowongan operasional oleh para militan.
Tidak seperti banyak terowongan yang ditarget di masa lalu, pejabat mengatakan yang ditarget saat ini digunakan di dalam Jalur Gaza, bukan untuk masuk dan keluar wilayah itu.
Terowongan pertama kali muncul di Gaza merespon blokade Israel yang diterapkan setelah Hamas berkuasa.
Baca Juga: Didesak Gencatan Senjata oleh Biden Sendiri, PM Israel Malah 'Berniat' untuk Terus Serang Gaza
Awalnya dipakai untuk menyelundupkan barang-barang ke Gaza dan menandai kewirausahaan ilegal, bukan militerisme.
Namun segera saja kegunaannya berubah.
Tahun 2006, Hamas menggunakan terowongan itu untuk menangkap tentara Israel, Gilad Shalit.
Shalit ditangkap dan ditahan 5 tahun sebelum dilepaskan tahun 2011 sebagai produk perjanjian pertukaran tahanan.
Di Perang Gaza tahun 2014, Hamas melepaskan video militan bermasker membawa senjata otomatis dan pelontar granat, merangkak dari lubang di tanah, dan pejabat Israel mengatakan pasukan telah diserang oleh prajurit yang muncul dari tanah.
Saat konflik itu, pasukan Israel mengatakan mereka menemukan militan Hamas membawa borgol dan obat penenang, tampaknya dengan rencana menculik warga Israel.
Sekitar 30 terowongan dihancurkan selama konflik tahun 2014.
Saat itu, pejabat Israel mengatakan Hamas telah membangun lebih dari 1300 terowongan sejak 2007 sampai habiskan 1.25 miliar Dolar AS, menggunakan dana yang dapat digunakan untuk infrastruktur publik di Gaza.
Baca Juga: Pilot Israel Batalkan Serangan karena Melihat Anak-anak Kecil di Gaza saat Memburu Hamas
Netanyahu menyebarkan kepanikan jika terowongan itu dapat digunakan untuk menculik tidak hanya tentara tapi juga warga sipil Israel.
Para ahli menyarankan bagian penting keberadaan terowongan itu adalah menanamkan ketakutan itu.
Gerard De Groot, profesor sejarah di Universitas St Andrews yang menulis mengenai perang dan politik, menggambarkan terowongan mampu 'timbulkan horor tertentu, layaknya iblis sendiri muncul dari neraka untuk menyebar siksaan di Bumi'.
Hamas sering menggembor-gemborkan skala jaringan terowongannya, dengan pemimpin deputi Ismail Haniyeh mengklaim tahun 2016 lalu jika kelompok itu memiliki dua kali terowongan yang dimiliki pasukan komunis melawan AS di Perang Vietnam.
Bisa saja hal itu hanya melebih-lebihkan saja, tapi tidak bagi yang sudah mempelajari sistem terowongan itu.
Dalam artikel terbarunya, Rami Abu Zubaydah dari Institut Studi Mesir mengatakan jika wawancara dengan para militan telah tunjukkan berbagai terowongan dipakai untuk alasan strategis.
Termasuk dipakai untuk perang, dipakai tempat berkumpulnya para pemimpin, dan yang bisa menyimpan roket dan senjata.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini