Diperkirakan antara 2013-2017, AS mengirimkan senjata senilai USD 4,9 miliar ke Israel, menurut Campaign Against the Arms Trade (CAAT) yang berbasis di Inggris.
Penampakan bom buatan AS di Gaza dalam beberapa hari terakhir ini juga viral.
Ekspor senjata meningkat meskipun Israel berkali-kali dituduh melakukan kejahatan perang terhadap Palestina.
Bahkan di tengah krisis Palestina, Presiden AS, Joe Biden, menteken penjualan senjata senilai USD 735 juta ke Israel.
CAAT juga mencatat daftar perusahaan swasta AS yang memasok senjata ke Israel, antara lain Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman, General Dynamics, Ametek, UTC Aerospace, dan Raytheon.
3. Italia
Italia berkontribusi sebanyak 5,6 persen bagi koleksi persenjataan Israel antara 2009-2020 menurut data Sipri.
Dari 2013-2017, Italia mengirimkan senjata senilai USD 581 juta ke Israel, menurut CAAT.
Italia mengkritik Israel soal penggusuran pemukiman di Sheikh Jarrah, tetapi tetap mengekspor senjata pada negara itu.
Pada Jumat lalu, pekerja pelabuhan di Livorno menolak memuat kapal yang membawa senjata ke pelabuhan Ashdod di Israel, setelah diberitahu LSM Italia The Weapon Watch tentang isi muatannya.
"Pelabuhan Livorno tidak akan menjadi kaki tangan dalam pembantaian rakyat Palestina," pernyataan L’Unione Sindacale di Base (USB).
CAAT mencatat, perusahaan AgustaWestland membuat komponen untuk helikopter Apache yang digunakan oleh Israel.
Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Makin Panas, Mengapa Negara-negara Arab Pilih Diam Saja?
4. Kanada
Kanada menyumbang sekitar 0,3 persen dari impor senjata konvensional utama Israel antara 2009-2021, menurut Sipri.
Pejabat Partai Demokrat, Jagmeet Singh, pekan lalu menyerukan penghentian penjualan senjata ke Israel berkaitan dengan krisis di Palestina.
Kanada mengirim USD13,7 juta perangkat keras dan teknologi militer ke Israel pada 2019, setara dengan 0,4 persen dari total ekspor senjata, menurut The Globe and Mail.
5. Inggris
Meski tidak ada data dalam beberapa tahun terakhir ini, Sipri mencatat bahwa Inggris melisensikan senjata senilai 400 poundsterling (sekira Rp8,1 triliun) sejak 2015.
CAAT menyerukan Inggris mengakhiri penjualan senjata dan dukungan militer kepada pasukan Israel.
Pihaknya juga meminta penyelidikan apakah senjata dari Inggris digunakan untuk menyerang Gaza.
Baca Juga: Kecerdasan Bangsa Yahudi, Ini 7 Faktor Mengapa Orang Yahudi Bisa Pintar-pintar?
Perusahaan Inggris yang memasok senjata ke Israel antara lain: BAE Systems, Atlas Elektronik UK, MPE, Meggitt, Penny + Giles Controls, Redmayne Engineering, Senior PLC, Land Rover, dan G4S.
Senjata yang diekspor Inggris antara lain pesawat terbang, drone, granat, bom, misil, dan amunisi.
CAAT, merujuk pada krisis di Palestina, menyebut semua jenis senjata itu "adalah jenis senjata yang kemungkinan besar akan digunakan dalam pengeboman semacam ini."
Pada 2014 lalu, 12 lisensi senjata dari Inggris ditemukan digunakan untuk pemboman di Gaza.
Kemudian pada 2010, Menteri Luar Negeri, David Miliband, mengatakan senjata Inggris dipastikan digunakan Israel untuk pengeboman tahun 2009 di Gaza.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR