Dia dianugerahi penghormatan tertinggi Portugal pada tahun 1993, setelah dia ditangkap dan dipenjarakan oleh tentara Indonesia.
Di Australia, ada juga kemarahan publik yang meluas, dan kritik terhadap hubungan dekat Canberra dengan rezim Soeharto dan pengakuan kedaulatan Jakarta atas Timor Timur.
Hal ini membuat pemerintah Australia malu, tetapi Menteri Luar Negeri Gareth Evans meremehkan pembunuhan tersebut.
Dia menggambarkannya sebagai 'penyimpangan, bukan kebijakan negara'.
Baca Juga: Inilah Letak Astronomis Timor Leste dengan Pengaruh Melayu dan Portugis pada Penduduknya
Portugal mulai menerapkan tekanan internasional namun tidak berhasil hingga terus-menerus mengangkat masalah ini dengan sesama anggota Uni Eropa dalam berurusan dengan Indonesia.
Namun, negara UE lainnya seperti Inggris memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Indonesia, termasuk penjualan senjata, dan tidak melihat keuntungan untuk mengangkat masalah ini secara paksa.
Pada tahun 1996, Uskup Carlos Felipe Ximenes Belo dan Jose Ramos-Horta, dua aktivis terkemuka Timor Leste untuk perdamaian dan kemerdekaan, menerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Pada tahun 1998, setelah pengunduran diri Soeharto dan penggantinya oleh Presiden Habibie, Jakarta bergerak menawarkan otonomi kepada Timor Leste di dalam negara Indonesia, meskipun mengesampingkan kemerdekaan, dan menyatakan bahwa Portugal dan PBB harus mengakui kedaulatan Indonesia.
Source | : | easttimorgovernment.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR