Penulis
Intisari-Online.com – Sebelumnya dikenal sebagai Timor Timur, Republik Demokratik Timor Leste adalah negara Asia Tenggara kecil yang mungkin jarang terdengar.
Cukup bisa dimaklumi karena Timor Leste adalah negara yang baru merdeka penuh pada tahun 2002.
Alasan tersebut mungkin membuat negara ini masih berada di luar radar turis, akomodasi dan aktivitas turis di sini terbatas.
Mengunjungi Timor Leste memang merupakan petualangan yang mengasyikkan.
Karena terbatasnya jumlah tempat wisata, maka Anda dapat berinteraksi dengan orang Timor Leste hampir sepanjang waktu di negara ini.
Timor Leste terdiri dari bagian timur pulau Timor, pulau terdekat Atauro dan Jaco, dan Oecusse, sebuah eksklaf di sisi barat laut pulau yang dikelilingi oleh Timor Barat Indonesia.
Australia adalah tetangga selatan negara Timor Leste, dipisahkanoleh Laut Timor.
Luas negara Timor Leste sekitar 15.007 kilometer persegi.
Dengan beribukotakan Dili, negara Timor Leste memiliki medan yang lebih pada pegunungan.
Iklim yang mempengaruhi negara ini adalah tropis, dengan musim panas dan semi kering, serta musim hujan dan kemarau.
Populasi penduduk di Timor Leste, menurut data tahun 2005, sebanyak 947.000 orang.
Kebudayaan campuran Melayu dan Kepulauan Pasifik masyarakat Timor Leste mencerminkan geografi negara yang berada di perbatasan kedua wilayah budaya tersebut.
Pengaruh Portugis selama abad-abad pemerintahan kolonial menghasilkan mayoritas penduduk yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Katolik Roma.
Beberapa dari mereka yang menganggap diri mereka Katolik mempraktikkan agama campuran yang mencakup adat istiadat animisme setempat.
Sebagai hasil dari sistem pendidikan kolonial dan pendudukan Indonesia selama 23 tahun, sekitar 13,5% orang Timor berbicara bahasa Portugis, 43,3% berbicara Bahasa Indonesia, dan 5,8% berbicara bahasa Inggris, menurut sensus tahun 2004.
Bahasa Tetum, bahasa daerah yang paling umum, dituturkan oleh sekitar 91% penduduk, meskipun hanya 46,2% yang berbicara Tetum Prasa, bentuk Tetum yang dominan di distrik Dili.
Mambae, Kemak, dan Fataluku juga digunakan secara luas.
Keragaman bahasa ini diabadikan dalam konstitusi negara, yang menetapkan bahasa Portugis dan Tetum sebagai bahasa resmi dan bahasa Inggris dan Indonesia sebagai bahasa kerja.
Sementara data orang yang melek huruf di negara Timor Leste sebanyak 43%.
Dengan harapan hidup 47,9/51.8 tahun (pria/wanita), dengan angka kematian anak (di bawah 5 tahun) 91/69 (laki-laki/perempuan) per 1.000 penduduk.
Budaya Timor Leste adalah cerminan dari banyak pengaruh budaya, termasuk Melayu, Portugis, Katolik Roma, dan budaya asli Austronesia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari