China Lagi-lagi Tanggung Dosa Karena Rugikan Seluruh Umat Bumi, Bukan Covid-19, Pecahan Roket 18 Ton China Sudah Jatuh di Bumi, Ngeyel Tak Mau Disalahkan Karena Hal Ini

Maymunah Nasution

Editor

Roket Long March 5B milik China yang jatuh ke atmosfer bumi
Roket Long March 5B milik China yang jatuh ke atmosfer bumi

Intisari-online.com -Sabtu kemarin internet dan media sosial diramaikan dengan informasi jika ada ancaman jatuhnya pecahan roket milik China.

Kemungkinan roket itu akan jatuh ke Samudra Pasifik, demikian kabar yang beredar di internet sampai Sabtu 8/5/2021 malam.

Kini BBC sudah melaporkan perkembangan terbaru dari pecahan roket milik Negeri Panda tersebut.

Kabarnya roket itu hancur saat memasuki atmosfer.

Baca Juga: Roket 18 Ton Milik China Bakal Jatuh ke Bumi, Ini Negara-negara yang Berisiko Jadi Tempat Pendaratan

Namun media lokal China melaporkan puing-puing itu mendarat di barat Maladewa pada hari Minggu kemarin.

Rupanya spekulasi kapan roket itu kembali dan mendarat sudah beredar cukup lama.

Pejabat AS dan pakar lain memperingatkan kembalinya roket itu bisa merenggut korban jiwa.

Namun China ngotot mengatakan risikonya rendah.

Baca Juga: Sok-sokan Bikin Stasiun Luar Angkasa Paling Canggih, Kini China Kena Batunya, Roket Terbesarnya Mendadak MeluncurMenghantam Bumi, Lokasinya Jatuhnya di Sekitar Negara Ini

Roket Long March-5b memasuki kembali atmosfer pada 10:24 waktu Beijing atau (05:24 WIB) Minggu 9/5/2021.

Hal itu dilaporkan dari kantor Chinese Manned Space Engineering.

Tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa.

Dikatakan juga puing dari roket 18 ton salah satu yang terbesar dalam 10 tahun ini memiliki arah tidak jelas saat memasuki atmosfer.

Baca Juga: Katanya Jadi Kota Suci 3 Agama Besar, Nyatanya Umat Muslim Palestina Dicegat hingga Diserang Roket Saat Masuk ke Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa oleh Pasukan Yahudi Israel, 'Padahal Kami Hanya Mau Berdoa'

Ia mendarat di Samudra Hindia di titik 2.65° Lintang Utara (LU) dan 72.47° Bujur Timur (BT).

Komando Luar Angkasa AS mengatakan roket telah memasuki lewat Semenanjung Arab.

Mereka tidak mengkonfirmasi titik pendaratan yang dilaporkan oleh media China, alih-alih mengatakan "tidak diketahui jika puing telah berdampak pada tanah dan air".

Jasa monitoring Space-Track, yang menggunakan data militer AS mengatakan roket telah terekam di atas Arab Saudi sebelum jatuh ke Samudra Hindia dekat Maladewa.

Baca Juga: Mati-matian Ingin Kalahkan Amerika, Vladimir PutinPamer Roket Mematikan yang Sanggup Luluh Lantahkan Rudal Luar Angkasa Musuh, 'Kami Akan Serang dengan Cepat dan Kasar'

Cara kembali yang tidak terkontrol itu membuat China dikritik hebat oleh AS di tengah ketakutan roket mendarat di tempat tidak berpenghuni.

Situs AS dan Eropa melacak kembalinya roket tersebut dan ada spekulasi di media sosial mengenai di mana puing roket kemungkinan mendarat.

"Negara yang berbagi luar angkasa harus meminimalisir risiko yang dihadapi orang-orang dan properti mereka di Bumi," ujar Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

"Jelas-jelas China gagal bertanggung jawab memenuhi standar urusan sampah luar angkasa mereka."

Baca Juga: Uni Soviet Mendahului AS Kirim Valentina Tereshkova sebagai Wanita Pertama yang Meluncur ke Luar Angkasa, Ini 6 Wanita Inspiratif yang Berhasil Menjelajahi Antariksa

Meski begitu, pakar luar angkasa memprediksi jika kesempatan siapa saja terkena runtuhan tersebut sangatlah kecil.

Hal itu karena permukaan Bumi ditutupi oleh laut dan sebagian besar wilayahnya tidak dihuni.

Bagian utama dari roket Long March-5b digunakan untuk meluncurkan modul pertama dari stasiun luar angkasa baru China bulan lalu.

Rencanya Long March dikirim ke orbit eliptik kira-kira 160 km di 375 km di atas permukaan Bumi pada 29 April.

Baca Juga: Jangan Kaget Ternyata Beginilah Nasib Mayat Astronot yang Tewas di Ruang Angkasa Saat Menjalankan Misi, Ternyata Tubuhnya Akan Digunakan Untuk Hal Ini

Namun segera saja roket itu tidak seimbang dan kehilangan posisinya.

Pakar berbagai jenis sampah luar angkasa memprediksi jika sebagian besar kendaraan akan terbakar selama proses masuknya ke atmosfer, meskipun selalu ada kemungkinan besi dengan titik leleh tinggi dan bahan tahan panas lain bisa sampai ke permukaan bumi.

Ketika inti yang mirip dengan puing ini kembali ke Bumi setahun yang lalu, pipa yang dikira berasal dari roket ditemukan di tanah Pantai Ivory Afrika Barat.

China telah menutup mata dari kritik mereka abai memperbolehkan kembalinya obyek sangat besar yang tidak terkendali ke bumi.

Baca Juga: Keberhasilannya Diagung-agungkan di Rusia, Ternyata Yuri Gagarin Juga Dianugerahi Penghargaan oleh Presiden Soekarno, Kini Patungnya pun Ada di Indonesia

Komentar di media China telah menggambarkan laporan Barat mengenai potensi bahaya yang ada seperti puing bisa jatuh di perairan internasional.

Beberapa tahun terakhir China tidak sembunyi-sembunyi lagi soal ambisi luar angkasa mereka.

Negara itu gunakan miliaran Dolar untuk upaya luar angkasanya, dan di tahun 2019 mereka jadi negara pertama mengirimkan rover tanpa kru ke sisi Bulan yang tidak terkena cahaya matahari.

Presiden Xi Jinping juga lemparkan dukungannya di balik media pemerintah dan menyebut berulang kali mengenai "impian luar angkasa" sebagai satu langkah untuk "penguatan nasional".

Baca Juga: Terjun Gunakan Parasut, Begini saat Yuri Gagarin Akhirnya Mendarat di Bumi, Orang Pertama yang Berhasil Meluncur ke Luar Angkasa Ini sampai Bikin Ketakutan Istri Penjaga Hutan!

Stasiun luar angkasa Tiangong dapat beroperasi paling cepat tahun depan.

China juga merencanakan misi ke Mars dan potensi berbagi stasiun bulan dengan Rusia.

Roket Long March 5b milik China yang memiliki massa 18 ton
Roket Long March 5b milik China yang memiliki massa 18 ton

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait