Dengan panjangnya yang kurang dari 121,9 meter dari ketinggian Empire State Building, LZ-29 Hindenberg benar-benar puncak perjalanan udara dan kebanggaan Nazi Jerman.
LZ-29 Zeppelin menjadi pesawat komersial pada Maret 1936 dan selama tahun itu akan melakukan sepuluh perjalanan pulang-pergi antara Eropa dan New York dengan jarak tempuh 308.323 km.
Meskipun tahun pertama sangat sukses transit hampir 3.000 penumpang serta surat dan impor, apa yang menjadi inti kapal ditakdirkan untuk menjadi kehancurannya.
Pada saat LZ-29 Hindenburg dibangun, akses ke helium yang terjangkau (gas pilihan untuk melepaskan pesawat dari darat) adalah prestasi yang hampir mustahil, terutama dalam jumlah yang dibutuhkan untuk mengisi tangki sebesar itu.
Dengan ketegangan yang tumbuh secara politik di seluruh dunia, dan AS memiliki akses yang hampir eksklusif ke helium, Hindenburg malah diisi dengan hidrogen; gas yang memberikan daya angkat lebih dari helium, dan mudah diakses serta terjangkau.
Terlepas dari manfaatnya, cacat fatal hidrogen inilah yang menjadikan helium sebagai gas preferensial: hidrogen sangat mudah terbakar.
Untuk mengurangi kemungkinan bencana, Hindenburg dirancang dengan kompartemen terpisah yang menyimpan hidrogen serta lembaran luar reflektif yang dirancang khusus yang memblokir sinar UV berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan seiring waktu dan menghentikan cahaya inframerah dari memanaskan hidrogen yang terkandung.
Terlepas dari langkah-langkah keamanan ini, pada 7 Mei Hindenburg melakukan perjalanan naas terakhirnya.
Saat kapal mendekati tiang dermaga di landasan udara New Jersey, angin yang berubah cepat menyebabkan kapal melakukan manuver menit-menit terakhir.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR