Selain diberitahu cara memegang senjata, mereka juga disiapkan untuk menghadapi luka fisik dalam pertempuran.
Lalu, diperlihatkan teknik pertolongan pertama dan diajarkan keahlian menembak dasar.
KNDO bukan satu-satunya kelompok etnis bersenjata yang menawarkan pelatihan anggota CDM.
Rekaman dari sejumlah daerah etnis menunjukkan rekrutan meneriakkan slogan, seperti "untuk rakyat," "untuk kebebasan kita" dan "untuk kemerdekaan kita."
Junta militer belum menanggapi gerakan masyarakat sipil dan etnis bersenjata Myanmar di kamp-kamp pelatihan tersebut.
Namun pada 4 Mei, pimpinan militer menerbitkan pernyataan di New Light of Myanmar yang dikelola negara, bahwa menyerukan mereka yang telah melakukan perjalanan ke daerah etnis bersenjata atau luar negeri, untuk kembali ke rumah masing-masing.
Sebelumnya, pada Senin (29/3/2021), Brotherhood Alliance mengutuk junta militer Myanmar saat korban tewas Myanmar mencapai 510 orang di seluruh negeri.
Ketiga kelompok etnis bersenjata di negeri para jenderal, Myanmar, menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dalam perjuangan antara semua kelompok etnis dan pemerintah militer.
Tiga kelompok etnis bersenjata itu adalah Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA).
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR