Intisari-Online.com - Sebuah tragedi baru-baru ini terjadi di Israel, ketika diselenggarakan perayaan festival keagamaan Lag B'Omer.
Festival keagamaan yang diselenggarakan di kaki Gunung Meron, Israel itu berakhir tragis dengan 44 orang tewas akibat berdesakan.
Perayaan tersebut digelar oleh kelompok Yahudi Ortodoks dan diikuti oleh ribuan orang, pada Kamis (29/4/2021).
Untuk pertama kalinya di Israel diselenggarakan acara legal dengan kerumunan sebesar itu selama menghadapi pandemi Covid-19, namun justru berubah jadi hari berkabung.
Mengutip The Guardian, pada Minggu diadakan hari berkabung untuk 45 orang yang tewas di festival keagamaan Yahudi tersebut.
Tiga hari setelah insiden di perayaan Lag B'Omer terjadi terjadi, bendera diturunkan menjadi setengah tiang.
Sementara itu, sesuai dengan tradisi Yahudi, pemakaman diadakan dengan penundaan seminim mungkin.
Perayaannya baru-baru ini berakhir tragedi, apa itu festival Lag B'Omer?
Melansir The indian Express, dijelaskan bahwa Lag B'Omer adalah festival tahunan Yahudi yang dirayakan selama bulan Ibrani di Iyar.
Itu dirayakan pada hari ke-33 Omer, periode 49 hari antara Paskah dan Shavuot.
Lag B'Omer merupakan satu-satunya hari selama periode 49 hari di mana perayaan diizinkan.
Maka, menjadi hal yang umum bagi orang Yahudi untuk menjadwalkan pernikahan pada hari itu setiap tahun.
Selain menjadi hari yang umumnya penting bagi para pasangan, Lag B'Omer juga akan menjadi hari bahagia bagi para oeangtua.
Pada hari perayaan Yahudi tersebut, anak laki-laki, yang telah mencapai usia tiga tahun, secara tradisional biasanya akan dilaksanakan pemotongan rambut pertama mereka.
Sementara untuk menandai kesempatan berharga tersebut, para peziarah ultra-Ortodoks Yahudi pergi ke kaki Gunung Meron setiap tahun,
Hal itu dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada Rabbi Shimon Bar Yochai.
Rabbi Shimon Bar Yochai adalah seorang bijak dan mistik abad kedua, yang diyakini telah meninggal pada Hari ini.
Makam Rabbi adalah situs suci yang sangat dihormati di Israel.
Sebuah video yang diduga diambil beberapa saat sebelum tragedi terjadi menunjukkan sekelompok besar orang bernyanyi dan menari serempak di dekat makam.
Hari itu menjadi hari istimewa, selain karena perayaan Lag B'Omer sendiri, juga karena tahun ini mereka diizinkan untuk melaksanakannya mengingat tahun lalu acara tersebut dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Sayangnya, kegembiraan itu berubah ketika orang-orang yang mengikuti festival mulai roboh.
Dilaporkan, catatan awal tentang insiden tersebut menunjukkan bahwa sebuah bangunan runtuh, sehingga menyebabkan puluhan ribu peserta festival melarikan diri untuk berlindung.
Namun, polisi kemudian mengatakan tragedi itu disebabkan oleh beberapa orang terpeleset di tangga, kemudian memicu apa yang oleh situs berita Ynet disebut "longsoran manusia".
Sementara, beberapa pekerja yang terlibat dalam upaya penyelamatan mengatakan bahwa tragedi itu terjadi karena banyaknya orang yang berkumpul di Gunung Meron.
Menurut saksi mata, orang-orang mengalami sesak napas dan diinjak-injak di lorong-lorong sempit.
Sejumlah korban terluka diangkut ke rumah sakit terdekat dengan helikopter.
Selain 45 korban tewas, ratusan orang terluka dalam insiden tersebut.
Pasca insiden, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi lokasi.
Pemerintah mencatat bahwa insiden tersebut menjadi yang paling mematikan sepanjang sejarah sipil Israel.
(*)