Intisari-Online.com - Jalur Gaza baknya medan perang.
Jadi tidak heran orang luar cenderung membayangkan orang-orang di wilayah ini adalah pria-pria tegas dengan sikap militan atau pemuda berani yang berani.
Tapi tidak banyak yang tahu bahwa wanita Palestina, baik di Jalur Gaza dan Tepi Barat, memiliki peran yang signifikan.
Dilansir dari theconversation.com pada Minggu (2/5/2021), selain menjadi aktivis, mereka juga menjadi tulang punggung masyarakat untuk bertahan.
Wanita Palestina telah aktif dalam perjuangan Palestina sejak puluhan tahun lalu.
Misal pada tahun 1920-an, mereka memprotes berdampingan dengan laki-laki yang menentang kendali Inggris atas negara mereka.
Sejak itu, mereka membentuk organisasi amal dan mengekspresikan diri secara politik.
Setelah negara Israel dibentuk pada tahun 1948, mayoritas rakyat Palestina terpaksa mengungsi ke pengasingan, dan di sini juga wanita memainkan peran kunci sebagai pelindung keluarga mereka.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR