Intisari-Online.com - Jalur Gaza baknya medan perang.
Jadi tidak heran orang luar cenderung membayangkan orang-orang di wilayah ini adalah pria-pria tegas dengan sikap militan atau pemuda berani yang berani.
Tapi tidak banyak yang tahu bahwa wanita Palestina, baik di Jalur Gaza dan Tepi Barat, memilikiperan yang signifikan.
Dilansir dari theconversation.com pada Minggu (2/5/2021), selain menjadi aktivis, mereka juga menjadi tulang punggung masyarakat untuk bertahan.
Wanita Palestina telah aktif dalam perjuangan Palestina sejak puluhan tahun lalu.
Misal pada tahun 1920-an, merekamemprotes berdampingan dengan laki-laki yang menentang kendali Inggris atas negara mereka.
Sejak itu, mereka membentuk organisasi amal dan mengekspresikan diri secara politik.
Setelah negara Israel dibentuk pada tahun 1948, mayoritas rakyat Palestina terpaksa mengungsi ke pengasingan, dan di sini jugawanita memainkan peran kunci sebagai pelindung keluarga mereka.
Berpartisipasi dalam politik
Pada 1960-an, bersamaan dengan munculnya gerakan pembebasan Palestina, yang didedikasikan untuk mendapatkan kembali tanah air yang hilang, beberapa wanita beralih ke aktivitas yang lebih militan.
Leila Khalid, misalnya, membajak beberapa pesawat atas nama Front Populer untuk Pembebasan Palestina.
Secara bertahap, wanita juga mulai terlibat dalam politik formal, melalui keanggotaan faksi politik utama Palestina.
Intifada (pemberontakan) yang sebagian besar tanpa kekerasan dimulai pada tahun 1987.
Wanita, pria, dan anak-anak menggabungkan upaya untuk menolak penjajahan selama 20 tahun di tanah mereka.
Mereka melakukannya dengan cara-cara yang inovatif.
Misalnya dengan mendirikan fasilitas pendidikan alternatif bagi anak-anak setelah semua sekolah tutup, menciptakan ekonomi alternatif berbasis produksi rumahan, serta melakukan aksi protes berskala besar.
Pasukan khusus wanita Palestina
Militer Israel memang hebat. Namun militer Palestina juga tidak kalah hebat.
BahkanPalestina memiliki lebih dari 3.000 personel pasukan khusus yang punya kemampuan tidak jauh berbeda dengan negara lain.
Uniknya, lebih dari 100personel pasukan khusus Palestina terdiri dariwanita-wanita cantik yang terlatih sangat baik.
Demi menghadapi pasukan khusus lawan, para wanita Palestina itu digembleng selayaknya prajurit pria.
Seleksinya sangat ketat. Jadi hanya wanitaangguh dan bermental baja yang bisa lolos.
Mereka juga jagobertempur di segala medan baik, laut, udara maupun darat.
Lalu mereka juga terampil dalam pertarungan brutal satu lawan satu menggunakan pisau, membunuh lawan dengan tangan kosong, dan lainnya.
Terakhir,pasukan khusus wanita Palestina juga sama-sama rela mati demi mempertahankan negaranya.