Sudah Saling Benci Selama Puluhan Tahun, Kini Giliran Al-Qaeda Klaim Siap Perang Melawan Amerika, Ungkit Rencana Balas Dendam Kematian Osama bin Laden!

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - ISIS memang menjadi kelompok terorisme yang paling berbahaya di dunia.

Namun musuh utama Amerika Serikat (AS) sebenarnya adalah Al-Qaeda.

Sebab,AS menganggap Al-Qaeda bertanggung jawab atas tindakan teror paling mematikan yang pernah terjadi dan pembunuhan hampir 3.000 orangASpada 11 September 2001.

Baca Juga: Sampai Ajak Pemberontak Somalia Berjihad, TernyataAl-Qaeda Juga Ingin Kuasai Laut Merah,Rupanya Ada 'Harta Karun' yang Sangat Menggiurkan Diinginkan Banyak Negara di Sana

Namun pengaruh kelompok teror tersebut menurun secara signifikan setelah 2014 dan saat itulah muncul kebangkitan ISIS.

Walau gitu,Al-Qaeda tidak tenggelam selamanya.

DilaporkanAl-Qaeda akan melanjutkan perangnya melawanASsetelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Hal itu disampaikan dua operator yang dikatakan sebagai anggota organisasi teroris Al-Qaeda kepada CNN seperti dilansir darisputniknews.com pada Sabtu (1/5/2021).

Berbicara kepada jaringan melalui perantara menjelang peringatan10 tahun operasi tim SEAL 2011 untuk membunuh Osama bin Laden, dan menyusul pengumuman Joe Biden bahwa ia akan menarik pasukan keluar dari Afghanistan setelah hampir dua dekade perang, Al-Qaeda mengatakan bahwa perang mereka melawan AS akan terus berlanjut di semua bidang lain.

Baca Juga: Sudah Benci Setengah Mati dengan Iran, KiniAnak BuahDonald Trump TuduhIranJadi 'Pangkalan Baru' Al-Qaeda, Siapkan HadiahRp98,5Miliar untuk Informasi

Itu akan mereka lakukan hingga mereka diusir dari seluruhnegara Islam.

Bahkan salah satuoperator itumemuji Taliban karena memerangi AS selama lebih dari 19 tahun terakhir.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Afghanistan atas perlindungan rekan seperjuangan yang telah berhasil beroperasi di berbagai belahan dunia Islam.

Hanya sajaSputnik tidak dapat secara independen memverifikasi klaim CNN bahwa mereka berbicara dengan kelompok teroris tersebut.

Alasannya, dibanding ISIS yang suka pamer kekuatan di media sosial,Al-Qaedahampir tidak pernah melakukan wawancara kepada media Barat.

Sebaliknya, mereka biasanya mengeluarkan pernyataan melalui jaringan gerilya sendiri atau rekaman audio atau video rilis.

SementaraCNN menganggap komentar para operator itu berarti bahwa ada hubungan yang berkelanjutan antara al-Qaeda dan Taliban.

Padahal sudah adakesepakatan damai antara AS-Taliban pada tahun 2020 untuk mencegah Al-Qaeda dan teroris lainnya menggunakan tanah Afghanistan untuk mengancam keamanan.

Kini, setelah pasukan AS akan meninggalkanAfghanistan, Al-Qaeda mengaku tidak lagi membutuhkan negara Timur Tengah itu.

Sebaliknya, mereka akan langsung berperang dengan AS. Bahkan bersiap memainkan kunci untuk memukul ekonomi AS.

Operator lebih lanjut mengatakan bahwa sebagian besar pejuang Al-Qaeda yang telah dikirim ke beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti ke Suriah, Rusia, Hizbullah, dan Iran di utara dan barat negara itu.

Baca Juga: Nyaris 19 Tahun Berperang, Donald Trump Tarik Ribuan Pasukan AS dari Afghanistan, Tercatat Gelontorkan Miliaran Dolar untukGulingkan Talibandan Al-Qaeda

Diketahui ASmenginvasi Afghanistan pada akhir 2001 setelah Taliban menolak menyerahkan Osama bin Ladan ke Washington.

Kelompok tersebut mengklaim bahwa AS telah gagalmembuktikanketerlibatan bin Laden dalam tragedi 9/11.

Apalagi Osama bin Ladan sendiri awalnya menyangkal bertanggung jawab.

Tapi pemimpin teror tersebut akhirnya mengaku bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut dalam sebuah video tahun 2004.

Setelah invasi, AS dan sekutunya terus mencari Osama bin Laden dan akhirnya menemukannya di sebuah rumah besar di Abbottabad, Pakistan, hampir 200 km dari perbatasan Afghanistan.

Lalu Osama Bin Laden terbunuh pada 2 Mei 2011 saat penggerebekan tim SEAL.

Hanya saja foto atau rekaman tubuhnya tidak pernah ditampilkan ke publik, dan dia dilaporkan dibuang ke laut setelah dibunuh.

Namun sejak itu AS tidak pernah meninggalkan Afghanistan.

Padahal perang di Afghanistan telah merenggut nyawa lebih dari 100.000 warga sipil dan personel pasukan keamanan Afghanistan, hingga 72.000 pejuang Taliban, 3.500 tentara AS dan koalisi, dan 4.000 tentara bayaran Barat.

Baca Juga: Kerja Senyap CIA-Mossad di Balik Pelacakan dan Pembunuhan Orang Nomor 2 Al-Qaeda, AS Makin Leluasa Serang Fasilitas Nuklir Iran?

Artikel Terkait