Insting Tajamnya Endus Ketulisan Perjuangan Pemberontak Terbesar di Tanah Papua, Mertua SBY Berhasil Bujuk Legenda KKB Kembali ke Pangkuan Pertiwi, 'Mereka Saudara Kita'

Mentari DP

Editor

Lodewijk Mandatjan (kanan), pimpinan KKB Papua paling legendaris
Lodewijk Mandatjan (kanan), pimpinan KKB Papua paling legendaris

Intisari-Online.com - Sudah berpuluh-puluh tahun Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mengacau di Papua.

Akibatnya aparat keamanan yang terdiri dari TNI hingga Polri berjibaku menahan serangan sambil menyelamatkan warga Indonesia.

Walau begitu, KKB berbeda dengan pemberontakan-pemberontakan lainnya yang pernah terjadi di Iran Barat.

Baca Juga: Sok Sangar Tantang Militer Indonesia Perang, NyatanyaPimpinan KKB Egianus Kogoya Ketakutan Setengah Mati Jika TNI Gunakan 3 Senjata Mematikan Ini,Langsung Kocar-kacir!

Salah satunya pemberontakan terbesar pada saat itu yangdipimpin oleh Lodewijk Mandatjan yang berlokasi di Kepala Burung Irian.

Berbeda dengan KKB, motifpemberontakan Lodewijk Mandatjan bukan semata-mata ingin memisahkan diri dengan Indonesia.

Sebab, dia juga bukan bagian dari OPM.

Saat itu, pemberontakanMandatjan disebabkan olehburuknya keadaan ekonomi pada awal Irian Barat bergabung dengan Indonesia.

Tentu saja kini kondisi itu berubah di mana keadaan ekonomi Papua sudah baik.

Baca Juga: Festival KeagamaanYahudi Ortodoks Berakhir Tragedi, 44 Orang Tewas hingga Anak-anak Terinjak-injak Saat100.000 Orang Yahudi Berkumpul di Tempat Suci Ini, Bikin Pasukan Khusus Israel Turun Tangan

Kekecewaan pejuang Trikora itu lantas didengarBrigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo yang saat itu menjabat sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih.

Dia pun punya ide untuk meredam pemberontakan Mandatjan.

"Kalau pemberontak kita pukul terus menerus, mereka pasti hancur."

"Tetapi mereka adalah saudara-saudara kita."

"Baiklah kita pukul, kemudian kita panggil agar mereka kembali ke pangkuan ibu pertiwi," ujar Sarwo Edhie seperti dikutip dari Sintong Panjaitan : Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.

Lodewijk Mandatjan bersama Menlu Adam Malik di Jakarta ketika hendak bertemu presiden Soeharto.
Lodewijk Mandatjan bersama Menlu Adam Malik di Jakarta ketika hendak bertemu presiden Soeharto.

Ada dua poin utama untuk menyelesaikan pemberontakan. Yaituoperasi tempur dan non-tempur.

Intinya Sarwo inginmenghindari pertumpahan darah.

Bahkan AURI menyebarkanpamflet dari udara dari udara yang berisikan seruan agar para pemberontakan kembali ke pangkuan Indonesia.

Tak sampai disitu,Mayor TNI Heru Sisnodo dan Serma Udara John Saleky dari PGT AURIdikirim untuk menemui Lodewijk Mandatjan.

Baca Juga: Sudah Saling Benci Selama Puluhan Tahun,Kini Giliran Al-Qaeda Klaim Siap Perang Melawan Amerika, Ungkit Rencana Balas Dendam Kematian Osama bin Laden!

Karena beritikad baik, kedua orang itu tidak membawa senjata danmereka berhasil bertemu Lodewijk Mandatjan.

Heru kemudian memulai percakapan, "Paitua (bapak) tidak usah takut. Saya anggota RPKAD. Komandan RPKAD yang ada di sini, anak buah saya. Dia takut sama saya."

"Kalau Paitua turun dari hutan, nanti RPKAD yang akan melindungi Paitua," tambah Heru Sisnodo meyakinkan Mandatjan.

Ucapan Heru membuatLodewijk Mandatjan dan para pengikutnya setuju untuk mengakhiripemberontakannya kepada Indonesia.

Baca Juga: Tak Heran India Diterjang 'Tsunami' Covid-19 sampaiRumah Sakit Nyaris Kolaps, Lihat SajaRatusan Ribu Orang Malah Berenang Bersama-sama dalamRitual Mandi Festival Hindu

Artikel Terkait