Intisari-Online.com - Agama memerankan peran pentng dalam membentuk budaya dan gaya hidup warga Israel.
Apalagi Israel menjadi satu-satunya negara di dunia yang mayoritas penduduknya adalah orang Yahudi.
Pada tahun 2005 silam, sekitar 76,5% menganut agama Yahudi.
Sisanya 16,1% Islam, 2,1% Kristen, 1,6% Druze, dan 0,4% sisanya merupakan kepercayaan lain.
Jadi tidak heran jika ada banyak festival orang Yahudi yang digelar di negara itu.
Termasuk festival api unggun yang dilakukan olehorang Yahudi Ortodoks.
Festival itu bernamaLag B'Omer yang berartihari raya keagamaan Yahudi yang dirayakan pada hari ke-33 dari Penghitungan Omer, yang terjadi pada hari ke-18 bulan Ibrani Iyar.
Di tahun 2021 ini,Lag B'Omer berlangsung pada tanggal 29 hingga 30 April 2021.
Hanya saja tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,festival api unggun di tahun 2021 berakhir tragedi.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (1/5/2021), 44 orang dilaporkan tewas ketika berdesak-desakkan saat100.000 orang turun ke festival keagamaan.
Insiden dahsyat itu terjadi saat ribuan orang Yahudi Ortodoks berkumpul untuk peringatan tahunan Lag B'Omer di kaki Gunung Meron.
Sebagian besar korban adalah anak-anak, menurut saksi mata.
Kru darurat mengatakan lebih dari 100 lainnya terluka di lereng yang terletak di Israel utara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lantas menggambarkan tragedi itu sebagai bencana besar.
Dilaporkan lebih dari100.000 jemaah memadati makam Galilea dari Rabi Shim Bar Yochai abad ke-2 pada Kamis malam.
Namun diperkirakan struktur di situs tersebut runtuh sekitar pukul 1 pagi waktu setempat (10 malam BST).
Sumber polisi mengatakan kepada surat kabar Haaretz, penyerbuan dipicu setelah beberapa peserta tergelincir di tangga, yang menyebabkan puluhan lainnya jatuh.
Video dan foto dari festival keagamaan itu pun viral di media sosial.
Dari gambar,menunjukkan para jamaah berdesakan di lorong sempit.
Sebuah video dari adegan kacau menunjukkan sekelompok pria mencobamenyelamatkan diri ketika api unggun mulai menyebar.
Mayat juga bertebaran di sepanjang di koridor dan hanya ditutupi selimut foil.
Pasukan Pertahanan Israel mengirim tentara dari brigade penyelamat dan helikopter Angkatan Udara Israel untuk membantu di tempat kejadian.
Helikopter mengangkut orang-orang yang terluka ke rumah sakit saat pencarian dan penyelamatan militer terus berlanjut.
Juru bicara layanan penyelamatan Magen David Adom Zaki Heller mengatakan kepada surat kabar Maariv: "Pemandangan yang sulit, orang-orangtewas tanpa bisa melarikan diri."
"Beberapa yang terluka masih dirawat di tempat kejadian."
Saksi mata lain menggambarkan kengerian melihat orang mati di sebelah mereka.
Mereka mengatakan kepada Maariv: "Kami berada di pintu masuk, kami memutuskan ingin keluar dan kemudian polisi memblokir pintu gerbang."
"Jadi siapa pun yang ingin keluar tidak bisa keluar."
"Karena terburu-buru kita jatuh satu sama lain, kupikir aku akan mati."
"Saya melihat orang mati di sebelah saya."
Eli Beer, direktur layanan ambulans relawan Israel, Hatzalah, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat pada hari Jumat: “Sayangnya, kami menemukan anak-anak kecil diinjak-injak di sana, dan kami melakukan CPR pada anak-anak.:
"Namun kami hanya bisa menyelamatkan beberapa dari mereka."
Diketahui,Hari raya keagamaan menandai kematian Rabbi Shimon Bar Yochai, yang makamnya terletak di Meron.
Api unggun biasanya dinyalakan di Meron dan di seluruh negeri untuk merayakan festival.
Tahun lalu, perayaan dibatalkan karena merebaknya pandemi virus corona.
Tahun ini, polisi memperkirakan ratusan ribu orang akan mengunjungi situs tersebut pada Jumat malam.