Bombardir Jalur Gaza Selama Puluhan Tahun, Terbongkar Sejarah Konflik Palestina dan Israel, hingga Lika-liku Perjuangan Muslim Palestina Melawan Umat Yahudi

Mentari DP

Editor

Konflik Palestina dan Israel.
Konflik Palestina dan Israel.

Intisari-Online.com - Tanggal 26 Desember 2008 Israel melakukan serangan ke Jalur Gaza, sebuah kawasan yang bagian dari negara Palestina.

Tapi mereka juga berbatasan langsung dengan Israel di sebelah timur dan utara. Sekitar 51 km jaraknya.

Populasi di Jalur Gaza mencapai sekitar 1,7 juta jiwa dan sebagian besar merupakan pengungsi Palestina.

Baca Juga: Bukan karena Angin, Seorang Ibu di Palestina Berhasil Hamil Meski Suaminya di Penjara oleh Israel Lewat Berjuangan Mati-matian, Tanpa Pernah Bertemu

Pada hari itu, Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang di mana itu adalah awal serangan-serangan udara ke pusat operasi Hamas.

Akibatnya, ribuan warga sipil berjatuhan.

Dunia pun bersatu untuk membantu warga Palestina di Jalur Gaza.

Namun pada Mei 2010, Israel mem-blokade seluruh jalur bantuan menuju Palestina.

Bahkan tentara Israel menembaki kapal bantuan yang membawa ratusan relawan dan belasan ton bantuan untuk Palestina.

Sejak itu hingga kini, Jalur Gaza baknya medan perang.

Dan konflik Palestina dan Israel menjadi masalah internasional yang belum bisa diselesaikan.

Baca Juga: Lagi, Kebijakan Nyeleneh Donald Trump Dipatahkan, Palestina Memuji Setinggi Langit Cara Joe Biden Mendekat, Percaya Bisa Ubah Situasi Perang di Timur Tengah

Namun itu belum seberapa.

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (18/4/2021), faktanya konflik antara Palestina dan Israel sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu.

Dan perang di Jalur Gazahanyalah satu dari masalah kedua negaranya.Semua ini dipicu olehperebutan kekuasaan wilayah.

Sejarah konflik Palestina dan Israel

Seperti negara lain di Timur Tengah lainnya yang punya banyak sejarah, Palestina pada masa lalu di kenal sebagai Tanah Suci.

Dulu, sekitar tahun1000-586 Masehi, Palestina adalah negara Yahudi dan dihuni olehbeberapa kerajaan Yunani.

Baru pada tahun 636 Masehi, wilayah ini mulai berada di bawah kekuasaan Islam.

Semua itu, tertuang dalambuku Sejarah Timur Tengah Jilid 2 (2013) karya Isawati.

Dengan latar sejarah kawasan itu,bangsa Yahudi menganggap bahwa kawasan Palestina adalah tanah air mereka.

Itu semua terjadi pasca Perang Dunia I.

Salam buku Timur Tengah dalam Pergolakan (1982) karya Kirdi Dipoyudo,Inggris sebagai pemenang Perang Dunia I memberikan wilayah kepada bangsa Yahudi melalui Deklarasi Balfour (1917).

LaluInggris memaksakan pendirian negara Yahudi di kawasan Palestina.

Tentu saja sikap Inggris ditentang oleh mayoritas masyarakat Paestina.

Baca Juga: Afrika Selatan 'Terseret' Konflik Israel-Palestina dalam Skandal Visa Kejahatan Kembar Ini Pemicunya

Mereka menduga bahwa negara-negara Barat berusahamerebut wilayah di negeri Arab.

Karena semakin pelik, PBB punmengadakan sidang terkait permasalahan Palestina pada23 – 29 November 1947

Hasilnya ada pembagianwilayah Palestina bagi Yahudi dan Muslim.

Namun, pihak Muslim menolak hasil tersebut dan menuntut seluruh wilayah Palestina.

Akibatnya perang antara pasukan Muslim dan Yahudi di Palestina tidak terhindarkan. Perang pecah tahun 1948.

Sayangnya,Islam-Palestina kalah dan menimbulkan banyak kerugian bagi mereka.

Tapi perjuanganIslam-Palestina tidak sampai disitu. Mereka lantas mendirikanPalestine Liberation Organization (PLO).

Tujuannya untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat. Serta aktif dalam melawan secara gerilya kepada pendudukan Israel.

Perjuangan yang cukup sepadan karena pada15 November 1988proklamasi kemerdekaan Palestina sukses.

Ada 20 negara di dunia mengakui proklamasi Palestina. Termasuk Indonesia.

Sayangnya, negara barat seperti Amerika Serikat (AS) dan tentunya Israel menolaknya.

Penolakan itulah yang membuat konflik Palestina dan Israel menjadi masalah Indonesia.

Walalu begitu, solidaritas umat Islam di dunia mendukung perjuangan Palestina terus berkobar hingga kini.

Baca Juga: Banyak Negara Arab Berbondong-bondong Berdamai dengan Israel demi 'Kenyamanan', Justru TunisiaLakukan Hal Sebaliknya, Sebut Tak Akan Khianati Palestina

Artikel Terkait