"Sehabis tarawih, Eko biasanya rebahan di emper musala sambil menunggu giliran tadarus karena mendahulukan anak-anak tadarus duluan," ujar Wahed saat dihubungi melalui telpon seluler, Senin (26/4/2021).
Wahed mengungkapkan, terakhir bertemu dengan Eko setelah shalat tarawih pada Kamis (15/4/2021), dan tidak pernah bertemulagi dengan Eko.
Tidak hanya dikenal rajin beribadah, Eko yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah tahun 1987 ini, dikenal juga sebagai sosok yang santun dalam pergaulan.
Ayah dua anak ini dikenal enggan berbicara dengan orang lain jika isi pembicaraannya tidak bermanfaat.
"Orangnya kalau tidak diajak bicara, enggan bicara duluan. Dia sopan sekali perangainya," imbuh Wahed.
Ketua RT 9 Perum Pondok Halim II, Sudaili mengaku sangat terpukul atas kehilangan Eko Prasetyo.
Bagaimana pun sosok Eko dikenal sebagai warga yang ramah dan santun, meski baru tinggal empat tahun di perumahan itu.
"Waktu KRI Naggala 402 dikabarkan hilang kontak, semua warga perumahan setiap malam menggelar doa keselamatan karena Eko orangnya baik dan santun," tutur Sudaili melalui telepon.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR