Sersan yang Enggan Berbicara dengan Orang Lain Jika Pembicaraannya Tidak Bermanfaat Itu Kini Berpatroli dalam Keabadian Bersama KRI Nanggala-402

K. Tatik Wardayati

Editor

Serda Eko Prasetyo, salah seorang kru KRI Nanggala-402 yang rajin beribadah.
Serda Eko Prasetyo, salah seorang kru KRI Nanggala-402 yang rajin beribadah.

Intisari-Online.com – Kapal selam KRI Nanggala-402 setelah dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) akhirnya dinyatakan tenggelam.

Hal tersebut berdasarkan penemuan beberapa bukti otentik bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 sudah masuk isyarat subsunk setelah 72 jam pencarian.

Kemudian dinyatakan pula bahwa 53 awak kapal yang berada di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 telah gugur dalam menjalankan tugasnya.

Serda Eko Prasetyo (34) merupakan salah satu awal KRI Nanggala-402, merupakan warga Perum Pondok Halim II, Desa Burneh, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Jawa Timur.

Baca Juga: Baru Saja Alami Tragedi Tengelamnya KRI Nanggala-402, Ternyata Korps Hiu Kencana Pernah Membuat Angkatan Laut Gabungan Eropa Kalang Kabut, Hanya Karena Kapal Selam Indonesia Ini

Dia dikenal sebagai sosok yang ramah oleh warga di sekitarnya.

Abdul Wahed, paman Eko, mengatakan bahwa pria berpangkat sersan itu seorang yang rajin beribadah secara berjemaah di kompleks perumahan.

Tak menyurutkan niatnya, meski harus pulang pergi dalam bertugas dengan jarak Surabaya-Bangkalan, Eko tetap rajin beribadah di mushala.

Apalagi selama Ramadhan, kebiasaan Eko semakin bertambah, dia rajin tadarus setelah tarawih.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam di Kedalaman 838 Meter, Rupanya Beginilah Bahayanya Jika Nekat Menyelam hingga Kedalaman 800 Meter di Laut Indonesia, Bukan Hewan Laut tapi Hal ini yang Paling Berbahaya

"Sehabis tarawih, Eko biasanya rebahan di emper musala sambil menunggu giliran tadarus karena mendahulukan anak-anak tadarus duluan," ujar Wahed saat dihubungi melalui telpon seluler, Senin (26/4/2021).

Wahed mengungkapkan, terakhir bertemu dengan Eko setelah shalat tarawih pada Kamis (15/4/2021), dan tidak pernah bertemulagi dengan Eko.

Tidak hanya dikenal rajin beribadah, Eko yang lahir di Kebumen, Jawa Tengah tahun 1987 ini, dikenal juga sebagai sosok yang santun dalam pergaulan.

Ayah dua anak ini dikenal enggan berbicara dengan orang lain jika isi pembicaraannya tidak bermanfaat.

"Orangnya kalau tidak diajak bicara, enggan bicara duluan. Dia sopan sekali perangainya," imbuh Wahed.

Ketua RT 9 Perum Pondok Halim II, Sudaili mengaku sangat terpukul atas kehilangan Eko Prasetyo.

Bagaimana pun sosok Eko dikenal sebagai warga yang ramah dan santun, meski baru tinggal empat tahun di perumahan itu.

"Waktu KRI Naggala 402 dikabarkan hilang kontak, semua warga perumahan setiap malam menggelar doa keselamatan karena Eko orangnya baik dan santun," tutur Sudaili melalui telepon.

Baca Juga: Dilaporkan Terbelah Menjadi Tiga Bagian, Inilah Gambar Rekaman KRI Nanggala-402 yang Berhasil Ditemukan Tim Penyelamat di Kedalaman 850 Meter

Eko menikah Dewi Nurista Priwantini (32), dan dikaruniai dua anak, yaitu Latif (6) dan Lani (3).

Eko menjalankan tugas sebagai juru komunikasi II di KRI Nanggala-402 saat melaksanakan tugas latihan perang di perairan utara pulau Bali saat itu.

Setelah kecelakaan kapal selam KRI Nanggala-402, istri Eko, Nurista, masih belum mau ditemui hingga kini.

Selamat menjalankan tugas patroli dalam keabadian, Serda Eko Prasetyo. (Taufiqurrahman)

Baca Juga: Baju Keselamatan Milik KRI Nanggala-402 Ditemukan Mengapung di Kedalaman 838 Meter,KSAL Konfirmasi 53 Prajurit Terbaik Telah Gugur, 'Mereka Mungkin Tak Sempat Memakainya'

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait