Pada 19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan serangan militernya, melanggar perjanjian damai Renville yang telah diupayakan oleh PBB.
Kali ini tujuan Belanda melancarkan serangan militernya adalah untuk menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara, menurut situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, dikutip Kompas.com.
Juga untuk menguasai ibukota sementara Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta, serta menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Indonesia.
Belanda memang berhasil menguasai Yogyakarta dan menangkap tokoh-tokoh pemimpin Indonesia, namun itu bak menjadi 'senjata makan tuan'.
Agresi Militer Belanda II pada akhirnya membuat Belanda semakin dikecam dunia internasional.
Bukan hanya itu, Amerika Serikat yang awalnya 'acuh tak acuh' terhadap apa yang dilakukan sekutunya di Indonesia juga semakin tegas menekan Belanda.
Dalam buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia (1979) karya A.H Nasution, Agresi Militer Belanda II menyebabkan korban jiwa dan kerusakan yang masif bagi Indonesia.
Namun di sisi lain, Indonesia diuntungkan ketika Belanda memperoleh bencana politik dari keputusan mereka untuk melancarkan serangan militer itu.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR