Intisari-online.com -Pejabat olahraga Korea Utara mengumumkan pada awal April lalu jika negara itu tidak akan mengirim atlet ke Olimpiade Tokyo.
Covid-19 menjadi kekhawatiran utama Korut.
Pernyataan singkat di pojokan situs Kementerian Olahraga Korut itu, tiba-tiba menjadi tajuk utama berita di seluruh dunia.
Rupanya, banyak pihak mengkhawatirkan jika Korut akan terisolasi jika tidak bergabung pada Olimpiade tahun 2021 ini.
Meskipun banyak juga pihak yang merasa langkah Korut masuk akal dan lebih mengejutkannya, tidak banyak negara yang mengikuti langkah Korut ini.
Rupanya, waktu keluarnya pengumuman ini menjadi penting.
Dikutip dari The Interpreter, pengumuman datang setelah beberapa minggu penting di Pyongyang.
Pertama, ada pengujian rudal balistik akhir Maret, pertama di tahun 2021 ini.
Rudal itu tenggelam di laut tepat sebelum konferensi pers oleh Presiden AS Joe Biden.
Kemudian Kim Jong-Un memperingatkan warganya untuk bersiap menghadapi waktu sulit ke depannya.
Dalam pidatonya, Kim berbicara tentang "perjalanan sulit" yang baru.
Istilah itu merujuk pada krisis kelaparan Korut di tahun 1990-an, yang mana membuat jutaan warga meninggal dunia.
Nyatanya Korut sedang kesulitan lebih dari biasanya saat ini, sebagian karena keputusan mereka sendiri, tapi juga karena virus Corona.
Korut menutup perbatasan dengan China awal tahun lalu dan tetap menutupnya selama pandemi masih ada.
Negara itu mengaku bebas virus Corona, tapi hanya sedikit orang yang percaya akan hal itu.
Yang pasti dihadapi negara itu adalah peralatan dan kemampuan medis yang tidak memadai menghadapi wabah besar.
Penutupan perbatasan utara mungkin membantu menghadang Covid-19 di Korut, tapi ada juga dampak lain.
Negara itu secara tidak resmi bergantung pada perdagangan penyelundupan dengan China untuk menyediakan selain makanan dan hiburan digital sampai baterai dan uang tunai.
Penutupan perbatasan membuat anjloknya kekayaan asing yang masuk ke negara itu.
Lebih buruk lagi, Kim menolak bantuan kemanusiaan internasional untuk Covid-19, dan sejumlah petugas LSM internasional serta para diplomat dilaporkan sudah meninggalkan negara itu.
Padahal di tahun 2018 lalu, banyak komunitas internasional berharap pendekatan Korut untuk 'kami dan mereka' akan berakhir.
Olimpiade Pyeongchang di Korsel lalu menggunakan slogan "perdamaian yang bergerak", dan, sekali saja, itu lebih dari slogan marketing Komite Internasional Olimpiade.
Di stadion, ketika para atlet Korut dan Korsel berjalan bersama menuju upacara pembukaan, ada rasa merinding yang dirasakan para penonton dan bukan karena suhu udara melainkan karena sejarah kedua negara bersaudara itu.
Saat itulah Olimpiade bukan hanya sebuah kompetisi semata, pasalnya adik Kim Jong-Un, Kim Yo-Jong, duduk menyaksikan tim Korea Bersatu, menjadi pejabat Korut pertama yang mengunjungi Korsel sejak Perang Korea.
Tim Korea Bersatu juga menjadi populer.
Olimpiade kala itu menjadi penggerak hubungan Korut dan Korsel.
Berbulan-bulan berikutnya, ada lebih banyak pergerakan hubungan Korea daripada bertahun-tahun sebelumnya.
Pada April 2018, dua bulan setelah Olimpiade 2018 berakhir, Moon Jae-In bertemu dengan Kim Jong-Un di Zona Demiliterisasi (DMZ), dan mereka berjabatan tangan.
Tampak keduanya sama-sama senang dengan pertemuan tersebut.
Kemajuan terus terlaksana dengan kesepakatan antara Moon dan Kim bernama Deklarasi Panmunjom disepakati, kemudian antara Kim dan mantan Presiden Donald Trump pada Juni 2018.
Mereka merencanakan denuklirisasi dan hubungan diplomasi, dan juga banyak dibahas hal lain yang belum terselesaikan.
Saat itu, tiga warga AS akhirnya dibebaskan.
Kemudian pada Februari 2019, pembicaraan kedua antara AS dan Korut dilaksanakan, tapi tidak terjadi kesepakatan.
Hubungan memburuk dan kemudian program rudal balistik Korut dilanjutkan.
Kini dengan Korut mundur dari Olimpiade, maka kesempatan berbincang dengan mereka akan hilang lagi, dan hubungan dengan pihak internasional pun semakin sulit.
Korut kembali seperti negara terisolasi seakan-akan Olimpiade 2018 tidak pernah terjadi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini