Walau Kepepet, Jangan Pernah Menukar Uang Baru di Pinggir Jalan, Petugas Bank Indonesia Bongkar Alasan Utamanya

Mentari DP

Editor

Ilustrasi uang rupiah.
Ilustrasi uang rupiah.

Intisari-Online.com - Menjelang lebaran Hari Raya Idul Fitri pasti banyak orang yang mencari uang kertas baru.

Di mana nantinya uang itu akan dibagikan ke sanak keluarga atau anak-anak.

Nah, padamasa-masa tersebut, banyak orang yang menyiapkan jasa menukar yang di pinggir jalan.

Baca Juga: PadahalJaraknya Hanya Sejengkal Saja, Komandan Angkatan Laut Amerika Tetap SantaiPantau Kapal Induk China yang Beraksi, Sampai Fotonya Selonjoran di Atas Kapal Jadi Viral!

Soal yang satu ini, sebaiknya jangan Anda lakukan.

Hal itu disampaikan olehkepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Soekowardojo, di acara sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, di rumah makan Aldila di Kendal, Jawa Tengah,pada tahun 2019 kemarin.

MenurutSoekowardojo, agar lebih aman, sebaiknya masyarakat melakukan penukaran uang baru di bank ketimbang menukarkannya di pinggir jalan.

"Momen bagi-bagi uang baru tersebut, dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menyebarkan uang palsu."

"Oleh sebab itu, sebaiknya masyarakat mengenali ciri-ciri uang palsu."

"Paling mudah, dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang," katanya.

Baca Juga: Merinding, Mantan Menteri Pertahanan Australia Bocorkan Rencana Perang dengan China dalam 5 Hingga 10 Tahun ke Depan, Sudah Mulai Terbukti Gegara Hal Ini

Data BI Jateng menyebutkan, menjelang Lebaran, permintaan perbankan di Jawa Tengah akan uang kertas baru meningkat 7,2 persen kalau dibandingkan tahun lalu.

Jumlahnya permintaan pada tahun ini, mencapai Rp23, 3 triliun.

Dari jumlah itu, sebesar Rp10 triliun merupakan permintaan perbankan yang ada di kota Semarang.

Data BI Jateng juga menyebutkan, Januari hingga April tahun ini BI Jateng telah menemukan 1.900 lembar uang palsu.

Uang palsu yang ditemukan itu, kebanyakan lembaran Rp100 ribu.

Kota Semarang, adalah daerah di Jawa Tengah, yang banyak ditemukan uang palsu.

Masyarakat desa sering jadi korban

Sementara itu, anggota DPR RI,dari komisi XI, Alamuddin Dimyati Rois, menjelaskan banyak masyarakat desa yang belum bisa membedakan uang palsu dan asli.

Tidak heran, kalau masyarakat desa sering mendapatkan uang palsu.

Oleh sebab itu, sosialisasi yang dilakukan oleh BI ini, sangatlah penting.

Baca Juga: Nyaris 20 TahunDibantai Pasukan Barat Habis-habisan, Akhirnya Semua Pasukan AmerikaSiap Ditarik Meninggalkan Afghanistan, 'Sudah Dipikirkan Joe Biden Matang-matang'

“Sosialisasi ini, kebanyakan diikuti oleh warga NU dari desa dan juga tokoh masyarakat."

"Setelah dari sini, saya berharap para peserta bisa menularkan ilmunya ke masyarakat,” kata Alam.

Alam, menambahkan tradisi memberi uang baru saat lebaran kepada sanak famili, memang sudah lama ada.

Seperti halnya kepala perwakilan BI Jawa Tengah, Alam, meminta kepada masyarakat apabila mencari uang baru sebaiknya ditukarkan ke bank.

"Di bank, jaminan keasliannya bisa dipertanggung jawabkan."

(kompas.com)

Baca Juga: Bikin Satu Dunia Panik, Mendadak Jepang Setuju Buang 1,3 Juta Air Limbah Nuklir ke Laut, China dan Korea Selatan Langsung Ngamuk, Tapi Justru Amerika Malah Setuju

Artikel Terkait