Advertorial
Intisari-Online.com - Memanasnya hubungan Rusia dan Ukraina memicu kekhawatiran terjadinya perang, seperti apa perbandingan kekuatan militer Rusia dan Ukraina?
Ketegangan di antara keduanya meningkat setelah Rusia mengerahkan banyak pasukan dan persenjataan militernya ke perbatasan dengan Ukraina.
Mengutip The Sun (11/4/2021) Pemerintah Ukraina, yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky, menuduh Moskow berencana menyerang Donbass, yang telah diduduki oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014.
Zelensky juga mengecam Kremlin karena menghasut kekerasan antara pasukan Ukraina dan pemberontak pro-Rusia di negaranya.
Meski tak membantah pergerakan pasukannya, namun Rusia bersikeras tidak berniat mengancam siapa pun.
Melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, Rusia mengatakan hanya berusaha melindungi penutur bahasa Rusia yang berada di wilayah konflik.
Sementara, Dmitry Kozak, wakil kepala administrasi kepresidenan Rusia, mengatakan para pemimpin Kiev seperti "anak-anak yang bermain dengan korek api." Kemudian memperingatkan bahwa "Setiap aksi militer akan membuat Ukraina jatuh ke kehancurannya."
Melihat kekuatan militer Rusia dan Ukraina, di atas kertas Moskow memang unggul, seperti apa perbandingannya?
Melansir Global Firepower 2021, saat ini Rusia menduduki peringkat ke-2 untuk total kekuatan militernya, hanya di bawah Amerika Serikat. Sementara itu, Ukraina berada di peringkat ke-25.
Globel Firepower menyusun peringkat kekuatan militer dunia dengan menggunakan lebih dari 50 faktor individu untuk menentukan skor Power Index suatu negara dengan kategori mulai dari kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.
Melihat banyak pasukannya, Rusia unggul dengan total 3.569.000 personel. Dibanding Ukraina yang hanya memiliki pasukan dengan total 1.245.000 personel.
Dari segi keuangan, perkiraan anggaran pertahanan Rusia tahun ini yaitu 42,13 miliar dolar AS, jauh lebih besar dari milik Ukraina yang tercatat sebesar 9,6 miliar dolar AS.
Lalu bagaimana dengan persenjataan mereka di sektor udara, darat, dan laut?
Di angkasa, total kekuatan Rusia menempati peringkat ke-2 dengan total 4.144 pesawat dimilikinya.
Angkatan udara Rusia diperkuat 789 pesawat tempur, 538 helikopter serang, 742 pesawat serangan khusus, 1.540 helikopter, 130 pesawat misi khusus, 429 pesawat angkut, 495 pesawat latihan, dan 19 armada tanker.
Dibanding Ukraina yang kekuatan udaranya menempati peringkat ke-38 dengan total 285 pesawat dimilikinya.
Di antara pesawat-pesawat milik Ukraina yaitu 42 pesawat tempur, 34 helikopter serang, 25 pesawat serangan khusus, 111 helikopter, 5 pesawat misi khusus, 31 pesawat angkut, dan 71, pesawat latihan.
Kemudian di sektor darat, saat ini tidak ada negara di dunia yang jumlah tank, artileri self-propelled, artileri derek, dan proyektor roketnya melebihi milik Rusia.
Tank milik Rusia sebanyak 13.000 unit, lebih dari lima kali yang dimiliki Ukraina. Sementara persenjataan lain yang memperkuat angkatan daratnya yaitu 27.100 kendaraan lapis baja, 6.540 artileri self-propelled, 4.465 artileri derek, dan 3.860 proyektor roket.
Dibanding Ukraina yang memiliki 2.430 tank, 11.435 kendaraan lapis baja, 785 artileri self-propelled, 2.040 artileri derek, dan 550 proyektor roket.
Terakhir di sektor laut, Rusia memiliki 1 kapal induk, 64 kapal selam, 15 kapal perusak, 11 fregar, 85 korvet, 48 mine warfare, dan 55 kapal patroli.
Dibanding Ukraina yang angkatan lautnya saat ini hanya dibekali 1 fregat, 1 mine warfare, dan 11 kapal patroli.
Dengan kekuatan militer tersebut, Ukraina tengah meminta agar keanggotaannya di NATO dipercepat, mengingat hubungannya yang panas dengan Rusia.
Presiden Volodymyr Zelensky menyatakannya setelah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.
Dalam kicauannya, Zelensky menuturkan sudah waktunya bagi organisasi Atlantik utara itu untuk mempertimbangkan keanggotaan Kiev.
Menurutnya, dengan menjadi anggota NATO maka mereka bisa segera membereskan pemberontak pendukung Rusia.
Dilansir AFP Selasa (6/4/2021), dia berharap Kiev bisa diundang dalam pertemuan Rencana Aksi Keanggotaan NATO (MAP).
"Hanya NATO satu-satunya cara mengakhiri perang di Donbass. MAP Ukraina akan memberi sinyal jelas ke mereka," jelasnya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini