Advertorial
Intsiari-Online.com -China telah mengirim armada kapal penangkap ikan dengan milisi ke Kepulauan Spratly awal bulan ini.
Aksi tersebut dilakukan saat Filipina dan Vietnam mengklaim keduanya memiliki kendali atas wilayah tersebut.
Filipina pertama kali mendesak China untuk menarik kembali kapal milisinya dari sekitar pulau yang disengketakan pada bulan Maret.
Penjaga pantai dari Manila juga mengatakan sekitar 220 kapal merapat di Whitsun Reef, yang disebut Manila sebagai Julian Felipe Reef, pada 7 Maret.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menuntut pada saat China menarik kembali kapal-kapal milisi tersebut karena melanggar kedaulatan Manila.
Dia berkata: "Kami menyerukan kepada China untuk menghentikan serangan ini dan segera menarik kembali kapal-kapal ini yang melanggar hak maritim kami dan melanggar batas wilayah kedaulatan kami."
Satuan tugas Filipina di wilayah yang disengketakan juga menyatakan "keprihatinan yang mendalam atas berlanjutnya kehadiran yang melanggar hukum (mengerumuni) milisi maritim China" pada awal April.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan: "Baik Filipina maupun komunitas internasional tidak akan pernah menerima pernyataan China tentang apa yang disebut 'kedaulatan terintegrasi yang tak terbantahkan' atas hampir seluruh Laut China Selatan."
Di sisi lain, sebagai tanggapan, Vietnam mengirim kapal perang di dekat pulau yang disengketakan, sementara Filipina mengirim pesawat pengintai untuk mengamati armada penangkap ikan China.
Melansir Express.co.uk, Senin (12/4/2021), Vietnam mengerahkan Quang Trung, fregat anti-kapal selam, serta helikopter on-boardnya untuk melakukan latihan militer di hadapan kapal-kapal penangkap ikan China.
Seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Vietnam mengecam serangan tersebut, dan menyatakan "aktivitas kapal China ... secara serius melanggar kedaulatan Vietnam".
Juru bicara itu juga mengklaim tindakan China melanggar Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Salah satu kapal penjaga pantai Vietnam tertambat di Whitsun Reef, dan sedang mengamati hampir 220 kapal "milisi" China yang aktif di wilayah tersebut.
Vietnam Television juga melaporkan minggu lalu bahwa "di Kepulauan Spratly, persiapan pertempuran berada pada tingkat tertinggi."
Baca Juga: Cara Mudah Keluarkan Duri, Suban, dan Serpihan Kayu dari Kulit
Laporan tersebutmengikuti kapal-kapal China berkumpul di terumbu Ba Dau (Whitsun) di dalam Kepulauan Truong Sa (Spratly) Vietnam.
Beijing secara teratur dikritik karena tindakan agresifnya di Laut China Selatan, karena mereka menangkap ikan dan beroperasi di daerah yang disengketakan.
Pada 9 April, Beijing mengebor jauh di Laut China Selatan untuk mengambil inti sedimen dari dasar laut meskipun ada ketegangan atas perairan yang disengketakan dengan Taiwan dan Filipina.
Ilmuwan China di kapal penelitian kelautan menggunakan sistem pengeboran Sea Bull II buatan China untuk mendapatkan inti sedimen sepanjang 231 meter di kedalaman 2.060 m, menurut kantor berita resmi Xinhua, Kamis.
Malaysia, Filipina, Taiwan, Vietnam dan Brunei juga mengklaim bagian-bagian laut yang memiliki potensi minyak dan gas yang sangat besar.