Usianya Sudah 94 Tahun, Ratu Elizabeth II Ditimpa Cobaan Hidup Bertubi-tubi, dari Masalah Pangeran Harry hingga Meninggalnya Pangeran Philip

Tatik Ariyani

Editor

Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth II

Intisari-Online.com- Meninggalnya Pangeran Philip menjadi kesedihan tersendiri bagiRatu Elizabeth II.

Pangeran Philip telah menemaninya selama 73 tahun usia pernikahan mereka.

Selain duka karena meninggalnya Pangeran Philip, Ratu Eizabeth II juga beberapa kali telah mendapatkan cobaan hidup yang berat dalam beberapa tahun terakhir.

Mulai dari perselisihan keluarga, skandal publik, hingga cobaan terbaru adalah Pangeran Philip meninggal, yang mungkin menjadi yang terberat menimpa ratu Inggris.

Baca Juga: Cinta Mati pada Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip Rupanya Pernah Marah Besar pada Sang Ratu Karena Hal Ini, 'Saya Hanyalah Amuba Berdarah'

Berikut deretan cobaan hidup yang dihadapi raja Inggris yang berusia 94 tahun dalam beberapa tahun terakhir, sebagaimanam dilansir dari AFP pada Jumat (9/4/2021):

Pernikahan Pangeran Harry

Pernikahan Pangeran Harry dengan aktris AS, Meghan Markle pada 2018, menandai dimulainya seri baru masalah yang dihadapi Kerajaan Inggris.

Kedatangan selebritas telegenik dari ras campuran ke dalam kerajaan awalnya dipuji, karena dianggap menjunjung kesamaan hak dalam menghadapi perubahan sosial.

Baca Juga: 73 Tahun Temani Ratu Elizabeth II, Mengapa Pangeran Philip Tidak Bisa Jadi Raja, Sementara Kate Middleton Kelak Bisa Jadi Ratu?

Namun periode manis itu tidak berlangsung lama, karena terjadi keretakan hubungan keluarga yang meledak ke publik.

Pasangan Duke dan Duchess of Sussex itu mengumumkan berhenti dari tugas kebangsawanan dan pindah ke California.

Pangeran Harry dan Meghan dalam Wawancara Oprah

Kesedihan atas kepergian Pangeran Harry dan Meghan berubah menjadi krisis bagi Ratu Elizabeth II, saat pasangan itu blak-blakan soal pengalaman buruk mereka di istana, dalam wawancaran dengan Opray Winfrey.

Meghan menuduh anggota Keluarga Kerajaan Inggris, yang tidak disebutkan namanya telah menyindir warna kulit anak mereka Archie, saat masih dalam kandungan.

Kemudian, Meghan mengatakan bahwa keluarga kerajaan telah mengabaikan permintaan bantuan atas masalah kesehatan mentalnya.

Wawancara tersebut menciptakan badai dalam hubungan antaranggota keluarga itu, merusak citra Keluarga Kerajaan Inggris yang dibangun dengan hati-hati, terutama terhadap pandangan generasi muda.

Ratu menanggapi dengan mengatakan bahwa Harry dan Meghan masih merupakan anggota keluarga yang "sangat dicintai" dan tuduhan ras akan diselidiki, tetapi menambahkan bahwa ingatan tentang peristiwa itu "mungkin berbeda".

Baca Juga: Baru Saja Ungkap Ketidakbecusannya Urus Negara, Kim Jong-un Lagi-lagi Eksekusi Menteri Hanya Karena Mengeluh Beban Kerjanya Berat

Skandal Epstein Pangeran Andrew

Putra tertua kedua ratu, Pangeran Andrew mundur dari kehidupan kerajaan pada 2019 di tengah protes atas persahabatannya dengan terpidana pelaku kejahatan seks, Jeffrey Epstein.

Dalam sebuah wawancara televisi yang banyak dikritik, Andrew membantah berhubungan seks dengan seorang gadis berusia 17 tahun, yang diduga dibeli oleh jutawan itu.

Keluarga kerajaan dikecam dari semua pihak, karena kurangnya penilaian dan empati terhadap para korban Epstein.

Sementara, klaim Andrew bahwa dia tidak pernah melakukan hubungan dengan wanita itu, dan hanya tinggal di rumah Epstein, mulai mendapatkan cemoohan.

Wawancara yang belum pernah terjadi sebelumnya itu adalah pertama kalinya putra kedua Ratu Elizabeth II menjawab pertanyaan dari media tentang tuduhan Virginia Robert.

Roberts mengklaim dia dipaksa berhubungan seks dengan pangeran pada tiga kesempatan, di London pada 2001 ketika dia berusia 17 tahun.

Lalu, di New York dan di pulau pribadi Karibia Epstein. Andrew berulang kali membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Kekhawatiran Perang Dunia III Tengah Meningkat, Robot Tentara Menanti Masa Depan Militer Dunia, Salah Satu Militer Paling Kaya di Dunia Ini Mulai Menguji Pasukan Robotnya

Peter Hunt, mantan koresponden kerajaan untuk BBC, mengatakan skandal itu "indikasi terbaru dari malaise yang menimpa Keluarga Kerajaan".

Kematian Pangeran Philip

Kematian Pangeran Philip, suaminya mungkin cobaan hidup terhebatnya karena telah menghabiskan waktu berama selama 73 tahun.

Pasangan itu telah melakukan ribuan kegiatan bersama, dan memimpin keluarga melalui beberapa dekade perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penulis biografi kerajaan Christopher Wilson menyebut Pangeran Philip sebagai sosok "tangan penuntun, pendisiplin" yang mengawasi anggota keluarganya.

Ratu, yang hampir tidak pernah mengungkapkan perasaan batinnya di depan umum, telah berkata pada 1997 bahwa Philip "telah menjadi kekuatan saya dan mendampingi selama ini".

Sementara itu, Pangeran Philip akan dimakamkan tanpa upacara kenegaraan.

Hal itu disebabkan pandemi virus corona yang mengharuskan prosesi permakaman lebih sederhanya dibandingkan anggota Kerajaan Inggris lainnya.

Associated Press mewartakan, prosesi permakaman Pangeran Philip ini diberi nama sandi Operation Forth Bridge.

"Selama pandemi virus corona, dan berdasarkan anjuran pemerintah saat ini serta pedoman social distancing, pengaturan permakaman dan upacara yang dimodifikasi untuk Yang Mulia Duke of Edinburgh sedang dipertimbangkan Yang Mulia Ratu," kata Istana Buckingham.

"Detailnya akan dikonfirmasi pada waktunya," lanjut bunyi pernyataan tersebut.

Artikel Terkait