Intisari-online.com - Iran dan Israel telah mengalami peningkatan ketegangan sejak keputusan AS pada 2018.
Secara sepihak menarik diri dari rencana aksi koprehensif bersama tahun 2015.
Selain itu penolakan Dewan PBB atas resolusinya memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, membuat Israel makin ketar-ketir.
Iran dianggap sebagai ancaman nomor satu paling membahayakan di Timur Tengah karena memiliki senjata nuklir.
Selain itu Iran juga dinggap membahayakan negara-negara barat, karena pasti akan menyerang pangkalan militer Israel dengan segera.
Selain itu rudal misilnya juga mampu menjangkau sebagian besar Eropa, sehingga membahayakan negara-negara penting NATO termasuk Inggris.
Selain itu dibelakang layar ada China dan Rusia yang diam-diam memberikan dukungan pada Iran.
Namun sebelum itu terjadi banyak upaya militer dilakukan Iran, seperti membunuh ahli nuklirnya hingga melakukan operasi teror ke Iran.
Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (7/4/21), mata-mata Israel diklaim telah berhasil meledakkan salah satu kapal milik Iran di Laut Merah.
Menurut sebuah sumber di New York Times, Israel telah memberi tahu pejabat AS tentang serangan itu.
Israel secara aktif menunggu sampai kapal induk nuklir Dwight D. Eisenhower menjauh dari kapal mata-mata Iran Saviz, sebelum melancarkan serangan.
Pada saat kapal Iran meledak, kapal induk AS berada pada jarak sekitar 320 km.
Sumber pejabat AS yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa kapal Iran mengalami kerusakan yang signifikan di bawah air.
"Israel melancarkan serangan sebagai tanggapan atas tindakan permusuhan oleh Iran terhadap kapal-kapal Israel", pejabat AS menambahkan tanpa menyebut nama.
Kantor berita Tasnim Iran melaporkan bahwa Saviz diserang di Laut Merah oleh ranjau limpet.
Ini adalah tambang yang dirancang untuk dipasang ke lambung kapal dengan magnet.
Tidak jelas bagaimana Israel memasang torpedo ke lambung kapal Iran.
Tambang limpet membutuhkan penyelam profesional yang berenang dari dekat untuk menempel pada kapal target.
Setelah terpasang pada target, penyelam dapat mengatur ranjau limpet untuk meledak pada waktu yang ditentukan atau meledak dari kejauhan.
Menurut sumber tersebut, Saviz merupakan kapal kargo yang digunakan baik untuk keperluan sipil maupun militer.
Kapal itu digunakan untuk "membantu pasukan komando Iran dalam mengawal kapal komersial dan memerangi bajak laut".
Intelijen AS telah lama mencurigai kapal tersebut memiliki misi pengintaian untuk Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).
"Ini bukan kapal kargo konvensional karena dilengkapi dengan antena intelijen," kata laporan Pusat Kontraterorisme Akademi Militer AS (USMA).
"Kapal-kapal Iran yang melewati Laut Merah semua mengunjungi Saviz sebagai langkah anti-pembajakan yang terkoordinasi. Setidaknya tiga kapal berkecepatan tinggi dipasang," katanya.
"Di dek, yang dapat digunakan untuk mengangkut personel dari Iran ke Yaman," imbuhnya.