Intisari-Online.com - Terusan Suez ialahkanal air buatan manusia sepanjang 193 kilometer (120 mil) melintasi Mesir untuk menghubungkan Laut Mediterania ke Laut Merah, dan dengan ekstensi Samudera Atlantik dan Hindia.
Lokasi inijuga menjadi titik transit utama untuk kapal yang memindahkan barang antara Asia dan Eropa dan AS bagian timur.
Tak heran, jikaTerusan Suez memang sangat penting bagi perdagangan dunia.
Namun selama beberapa terakhir Terusan Suez yang mulai beroperasi pada tahun 1869 itu ditutup.
Itu karenakapal Ever Given atau kapal Evergreen tersangkut diagonal di kedua sisi kanal pada tanggal23 Maret 2021.
Akibatnya kanal ditutup dan lebih dari 200 kapal antre untuk masuk.
Untungnya, kini Kapal Ever Given di Terusan Suez berhasil bebas pada Senin (29/3/2021).
Setelah Ever Given dibebaskan, lalu lintas pelayaran di salah satu kanal paling sibuk di dunia tersebut bisa dilanjutkan kembali.
Hanya saja, dilaporkan total kerugiaan mencapaimiliaran dollar AS (belasan hingga puluhan triliun rupiah).
Dilansir darisputniknews.com pada Kamis (1/4/2021),Otoritas Terusan Suez milik negara Mesir mengatakan bahwa totalkerugian akibat kapal kargo Ever Given yang memblokir lalu lintas kanal selama enam hari bisa mencapai 1 miliar Dolar AS (Rp14.589 triliun).
"Kami akan melanjutkan penghitungan,"kata kepala Administrasi Terusan Suez Osama Rabia.
"Kami akan menghitung semua dana yang telah kami gunakan sejak hari pertama insiden, biaya penggunaan kapal tunda dan kapal keruk, yang bekerja sepanjang waktu."
"Tapi untuk perhitungan sekarang, kerugiannya mencapai 1 miliar Dolar AS atau bisa lebih."
Selain itu, Rabia menyatakanterputusnya lalu lintas kanal telah merugikan pemerintah Mesir sebesar 14 juta Dolar AS (Rp204 miliar) per hari.
Untuk saat ini, kapal berbendera Panama milik Jepang yang dioperasikan oleh Taiwan telah ditarik ke Great Bitter Lake, yang berada sekitar setengah jalan melalui kanal yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah.
Di sana, kapal Ever Given akan tinggal sampai penyelidikan lengkap atas insiden tersebut selesai.
Termasuk pemeriksaan keselamatan lambungnya, yang bagian depannya bersarang di tepi timur kanal.
Akan tetapikru Ever Given belum menyerahkan kotak hitam kapal dan dokumen lainnya ke Kairo sebagai bagian dari penyelidikannya.
Kanal ini dibangun antara 1859 dan 1869 dan dibiayai oleh pemerintah Prancis dan Mesir.
Dari 1,5 juta pekerja Mesir yang menggali kanal, diperkirakan 120.000 tewas.