Intisari-Online.com - Banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Indonesia bagian timur.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 84 korban meninggal dunia. Sedangkan71 orang lainnya masih dalam pencarian.
Hingga kini, 30.000 warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur terkena dampak banjir dan telah dievakuasi.
Selanjutnya, tim penyelamatan berupaya untuk mencari korban. Mereka akanmenggali lumpur dan memeriksa puing-puing.
Hanya saja upaya penyelamatan terhambat oleh pemadaman listrik, jalan yang diblokir, lokasi terpencil dari daerah yang terkena dampak dan cuaca buruk yang terus berlanjut.
Apalagi mereka hanya menggunakan perahu karet biasa.
Ternyata bencana alam ini tidak hanya terjadi di NTT. Tapi juga dinegara tetangga Indonesia, Timor Leste.
Dilansir daritheguardian.com pada Rabu (7/4/2021), Topan Tropis Seropa dilaporkan menjadi penyebabbanjir bandang dan tanah longsor di Timor Leste pada hari Minggu kemarin.
Angin kencang dan hujan lebat di malam hari menyebabkan bendungan meluap dan desa-desa terendam.
Hal ini memaksa ribuan orang mengungsi ke tempat pengungsian.
Di Timor Leste, sedikitnya 27 orang tewas, sebagian besar dari mereka berasal banyak ibu kota, Dili.
Sementara 7.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, kata para pejabat.
Dari sejumlah foto yang beredar di media sosial, terlihat bangunan di Diliruntuh, jalan rusak, dan warga berjalan di air berlumpur setinggi pinggang orang dewasa.
Pihak berwenang memperingatkan sebelumnya pada Senin, korban tewas dan jumlah korban luka-luka bisa terus meningkat.
"Di beberapa desa, banjir bandangterjadi saat orang-orang sedang tidur," kata Thomas Ola Langoday, wakil bupati pemerintah kabupaten Lembata, kepada Reuters.
Arus yang kuat terus mengalir melalui perairan dalam di desa-desa di kabupaten Malaka di pulau Timor pada hari Senin, meskipun hujan telah berhenti.
Beberapa warga mengaku naik ke atap rumah untuk berlindung dari air yang tingginya mencapai 3-4 meter.
“Kami harus membongkar atap seng."
"Kami keluar melalui pintu belakang danberpegangan dengan tali,” kata Agustina Luruk(36)kepada Reuters saat dia dan ketiga putrinya menunggu untuk dievakuasi.
Dilaporkan Topan Seroja, yang melanda Laut Sawu barat daya pulau Timor pada Senin dini hari, dapat menguat lebih lanjut selama 24 jam ke depan.
Beruntungnya itu mulai menjauh dari Indonesia. Tapi masih berada di sekitar area Timor Leste.
Sementara untuk Indonesia, negara kita memangrawan longsor dan banjir bandang pada musim hujan.
Ini karena posisinya di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), busur gunung berapi dan garis patahan di cekungan Pasifik, juga rentan terhadap gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
Pada bulan Januari 2021, 40 orang tewas dalam banjir bandang di kota Sumedang, Jawa Barat.
Sekitar 125 juta orang Indonesia, hampir setengah dari populasi negara, tinggal di daerah yang berisiko longsor.