Intisari-Online.com - Dalam meminjamkan uang, Beijing diketahui memberlakukan syarat khusus.
Syarat itu dapat membuka peluang campur tangan terhadap kebijakan keuangan dan luar negeri di negara yang bersangkutan.
China merupakan kreditur terbesar bagi banyak negara berkembang.
Kesimpulan itu dirilis oleh Institute for the World Economi (IfW) di Kiel, Jerman, pada pertengahan pekan ini.
Penelitian itu menganalisis sekitar 100 perjanjian utang yang dibuat China dengan 24 negara.
Studi ini adalah analisis sistematis pertama terhadap praktik pemberian kredit luar negeri bersyarat oleh China.
Kontrak perjanjian biasanya "menggunakan desain kreatif untuk mengelola risiko kredit dan menembus hambatan hukum,” tulis IfW, yang menilai China sebagai "kreditur yang berotot dan komersial di dunia berkembang.”
Kebanyakan arus kredit dikucurkan untuk membiayai proyek infrastruktur, yang terhubung dengan jaringan Belt and Road Iniative, sebuah proyek infrastruktur raksasa yang menghubungkan China dengan 60 negara di dunia.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR