Intisari-Online.com - Pada awal pandemi virus corona (Covid-19), Israel disebut-sebut sebagai negara paling aman dari virus.
Namun akhirnya negara ini juga terinfeksi.
Tapi pandemi di negara Timur Tengah itu tidak berlangsung lama.
Baca Juga: Cara Aman Minum Kopi Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus
Menurut Daily Mail, Israel telah mencatat penurunan jumlah kasus positif dan kematian Covid-19 yang cukup stabil.
Ini bisa menjadi tanda positif. Sebab, Israel telah melakukan vaksinasi massal.
Sekitar 60% populasi orang dewasa Israel telah menerima vaksin pertama vaksin Covid-19.
Dan tingkat R (indikator untuk infeksi Covid-19) saat ini 0,68, di bawah ambang batas 0,8.
Hal itu menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 di Israel telah menurun tajam.
Menteri Kesehatan Israel, Yuli Edelstein, merilis berita baik ini pada Kamis (18/3/2021) lalu dan bersiap untuk melonggarkan pembatasan sosial mulai hari Jumat ini (19/3/2021).
“Awalnya, saya mengira bahwa kita tidak akan kembali ke keadaan normal seperti semula," kata Yuli Edelstein seperti dilansir dari 24h.com.vn.
"Namun kami berhasil."
"Butuh perjuangan yang besar untuk mendapatkan hasil ini. Seperti kita harus melakukan lockdown secara tegas."
"Kini, semua data telah menunjukkan kasus menurun. Dan saya mulai percaya kita telah melewati masa yang sulit."
Pada 18 Maret 2021, Israel mencatat 1.517 infeksi Covid-19 baru, dengan 11 kasus kematian.
Namun, Israel saat ini mencatat 91% kasus kematian lebih rendah akibat Covid-19.
Lalu 86% kasus lebih rendah dan 73% lebih rendah dalam situasi kritis dibandingkan dengan puncak pandemi pada Januari kemarin.
Oleh karenanya, mulai hari Jumat ini, sebuah tempat dengan kapasitas 5.000 akan diizinkan untuk menampung 1.000 orang atau 75% dari kapasitas.
Tempat yang lebih besar dapat menampung 3.000 orang, maksimal 30% dari kapasitasnya.
Tempat luar ruangan dengan kapasitas 10.000 akan diizinkan untuk menampung 3.000 tamu.
Tempat dengan kapasitas lebih dari 10.000 akan menampung 5.000 tamu.
Setelah bar dan restoran, tempat-tempat seperti aula acara, hotel, sekolah dasar telah diizinkan untuk dibuka kembali hampir dua minggu lalu.
Di Israel, siapapun yang telah mendapat 2 kali vaksin atau telah sembuh dari sebuah penyakit, akan mendapatkan "paspor hijau".
Israel memperkenalkan "paspor hijau" pada akhir Februari.
Paspor ini mengizinkan pemegangnya untuk pergi ke restoran dan bar (batas 100 orang), tempat-tempat keagamaan di rumah (batas 20 orang), dan tempat-tempat wisata.
"Paspor Hijau" yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Israel dapat muncul sebagai aplikasi atau dapat dicetak.
Soal vaksin, lebih dari 52% dari 9,3 juta orang Israel menerima vaksin pertama.
Dan hampir 40% dari 9,3 juta orang menerima vaksin kedua dari Pfizer.
Sementara hampir 90% orang di atas usia 50 telah divaksinasi atau dirawat dari Covid-19.
Dengan sebagian besar populasi berisiko tinggi sudah divaksinasi, pemerintah Israel menyimpulkan bahwa itu cukup aman untuk membuka kembali ekonomi negara yang hampir terpuruk.
Wah hebat bukan? Bagaimana dengan Indonesia sendiri?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR