Teknologi ini disebut "generator vortex" itu telah diterapkan untuk pesawat dan sekarang sedang diterapkan pada topi dan sepatu bot dari skaters profesional," jelasnya.
Selain ide dari sayap burung hantu yang bergerigi tersebut, satu lagi hambatan Shinkansen di masa lalu adalah pukulan angin depan yang diterobos kereta api peluru tersebut.
Terlebih di bagian terowongan, apabila Shinkansen dengan kecepatan 350 km per jam (series 500) melalui terowongan maka akan menimbulkan bunyi "dong" yang besar seperti sebuah ledakan.
Mengantisipasi bunyi yang keras tersebut, tentu saja dengan merendahkan kecepatan Shinkansen saat memasuki terowongan.
Baca Juga: Apa Benar Warna Ungu Berarti Setia? Beginilah Arti Warna Ini
Namun penemuan baru Nakatsu dengan melihat tingkah laku burung Kawasemi atau Raja-udang Erasia atau Alcedo atthis.
Nakatsu yang juga pencinta burung dan sangat suka memperhatikan burung, menemukan satu kelebihan pada burung Kawasemi yaitu saat menyungsep memasuki air untuk mengambil ikan.
Ternyata air yang dimasuki tidak begitu banyak berubah, tidak menimbulkan cipratan besar ke luar.
Burung Kawasemi memiliki pelatuk sangat panjang dan lancip sehingga bagian awal memasuki air seolah air tak bergerak dan menyemburkan cipratan besar.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR