Intisari-Online.com - Dengan inisiatif Pencegahan Pasifik (PDI), AS diperkirakan akan menghabiskan lebih dari $ 27 miliar atau setara dengan Rp 387 triliun antara tahun 2021 dan 2027.
Hal itu dilakukannya untuk memblokir China di Pasifik.
Tujuan PDI adalah untuk memperluas kemampuan serangan jarak jauh militer AS di Pasifik dengan rudal jelajah, rudal balistik, dan rudal hipersonik.
Amerika Serikat juga ingin meningkatkan pertahanan pangkalan dan kemampuan dukungan militer di wilayah penting ini.
“Bahaya terbesar bagi militer AS adalah terkikisnya kemampuan pencegah militernya terhadap musuh."
"Jika kita tidak meningkatkan pencegahan militer, China akan meningkatkan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik, bahkan secara global."
"Ketika keseimbangan militer di kawasan ini berubah, AS secara bertahap akan kehilangan kepentingannya dan mengambil risiko dari seluruh dunia,” kata laporan Pentagon untuk membujuk Kongres AS agar menyetujui PDI.
Pada 2021, Pentagon ingin AS membelanjakan $ 6,9 miliar untuk PDI.
Dari 2021 - 2027, total uang AS yang dibelanjakan untuk PDI akan menjadi sekitar 27,4 miliar USD.
“Amerika Serikat perlu memiliki sistem serangan jarak jauh yang akurat dan kemampuan pertahanan di sepanjang 'rantai pulau pertama.'"
"Jumlah senjata di pangkalan Pasifik juga perlu ditingkatkan,” tulis laporan Pentagon.
Istilah "rantai pulau pertama" yang digunakan oleh militer AS mengacu pada wilayah Pasifik yang luas.
Itu termasuk Laut China Selatan dan Selat Taiwan. "Rantai pulau kedua" mengacu pada wilayah maritim yang membentang dari Jepang hingga Indonesia, termasuk pangkalan militer Guam.
Menurut laporan Pentagon, pada 2021, beberapa sekutu militer AS seperti Korea Selatan dan Australia tidak akan membeli banyak senjata.
Oleh karena itu, AS perlu menggenjot belanja militer untuk PDI agar tidak “disalip” oleh China di kawasan Asia Pasifik.
(*)