Intisari-online.com -China kini sudah terang-terangan mempersiapkan segalanya untuk melawan Amerika Serikat.
Dikutip dari South China Morning Post, negeri tirai bambu berniat berkomunikasi dengan Rusia mengenai kebijakan mereka terhadap AS.
Duta besar China untuk Moskow telah mengatakan itu menjelang pertemuan virtual Joe Biden dengan sekutu utama di Asia dan kunjungan tingkat tinggi AS ke Jepang dan Korea Selatan.
Zhang Hanhui juga membela kerjasama militer antara dua negara, yang ia gambarkan sebagai "pilar penting" dalam hubungan keduanya dan "jaminan penting" mempertahankan keseimbangan strategis dunia.
"Lima belas tahun yang lalu, China dan AS membuka pintu ke hubungan yang telah ditutup selama puluhan tahun.
"Kini, 50 tahun kemudian, AS seharusnya memperbaiki kesalahannya dan mengadopsi kebijakan positif dan konstruktif terhadap China," ujar Zhang kepada agen berita Rusia, Interfax.
"Sebagai dua negara besar, China dan Rusia membagi kepentingan bersama yang luas dan memikul bersama tanggung jawab spesial untuk mempertahankan perdamaian dunia dan stabilitasnya serta mempromosikan perkembangan global serta kesejahteraan dunia," tulis Zhang.
"Kami siap mempertahankan komunikasi dengan Rusia dalam hubungan terhormat dengan AS untuk hubungan aman yang strategis dan perkembangan kepentingan dua negara."
Baca Juga: China Jadi Negara Pertama Pencetus yang Meluncurkan Paspor Virus! Untuk Apa?
Komentar terakhir oleh Zhang datang di saat permusuhan Beijing dengan Washington berlanjut.
Selasa lalu, sekretaris press Gedung Putih Jen Psaki umumkan jika Presiden AS Joe Biden menunda pembicaraan dengan pemimpin Australia, India, dan Jepang pada Jumat lalu dalam upaya terbaru memacu koalisi empat cara yang diyakini menarget China.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga akan pergi ke Jepang dan Korea Selatan minggu depan, perjalanan internasional anggota kabinet Biden pertama.
China dan Rusia telah menjadi sangat dekat beberapa tahun terakhir.
Spekulasi yang muncul adalah akan ada persekutuan resmi, yang tumbuh setelah Vladimir Putin mengatakan tahun lalu tidak akan mencoretnya.
Namun minggu lalu kementerian pertahanan China mengatakan Beijing tidak punya rencana untuk melakukannya sementara Andrey Denisov, duta besar Rusia di Beijing, mengatakan persekutuan tidaklah penting karena hubungan keduanya "sudah cukup kuat".
Zhang mengatakan Intefax jika dua negara akan melanjutkan "kerjasama tingkat tinggi" dalam teknologi militer, mengatakan hal itu akan mencerminkan "semangat rasa percaya yang sama dan kerjasama antara dua negara".
Ia juga mengatakan Moskow dan Beijing telah membuat kemajuan yang bagus dalam perdagangan, perkembangan vaksin dan bahkan eksplorasi luar angkasa.
Rabu kemarin, nota kesepahaman ditandatangani antara dua agensi luar angkasa dua negara untuk membangun pangkalan penelitian bulan yang yang disebutkan oleh Administrasi Luar Angkasa China dibuka "untuk semua negara".
Zhang mengatakan dua negara akan bekerja bersama untuk "secara positif" memperluas impor produk pertanian dari Rusia.
Tahun lalu, Rusia menjadi eksportir bersih makanan untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Uni Soviet.
China dan Rusia telah lama menunjukkan front persatuan internasional tentang isu-isu seperti Iran, Korea Utara dan Myanmar.
Dalam upaya terkoordinasi terbaru mereka di PBB, mereka memblokir pernyataan bersama yang mengutuk kudeta di Myanmar.
Biden telah berjanji untuk melawan China dan Rusia, dan telah mengumumkan sanksi baru atas peracunan dan kemudian pemenjaraan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini