Sekali lagi, Prancis menekankan bahwa tindakan mereka adalah sah.
Karena itu bagian dari upaya internasional yang lebih luas untuk menegakkan hukum internasional dalam jalur komunikasi laut global.
Langkah itu dilakukan hanya beberapa minggu setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang telah memperingatkan era baru "persaingan ekstrim" dengan China.
Dan menekankan perlunya tanggapan bersama bersama dengan sekutu yang berpikiran sama di Eropa dan Asia.
Keterlibatan yang semakin besar dari kekuatan internasional dari Indo-Pasifik dan sekitarnya juga mematahkan klaim gigih Beijing.
Di mana mereka menyatakan ketegangan maritim di Benua Asia itu hanya disebabkan oleh sikap militer AS yang berlebihan.
Pengerahan Angkatan Laut Prancis bertepatan dengan kebebasan operasi navigasi kapal induk ganda (FONOPS) pertama di Laut China Selatan oleh pemerintah AS yang baru.
Dilaporkan AS memang mengirim dua kapal induknya, Nimitz Carrier Strike Group dan Theodore Roosevelt Carrier Strike Group, ke perairan yang disengketakan.
Itu adalah misi pertama dalam hampir enam bulan.
"Tujuannya untuk mendemonstrasikan kemampuan Angkatan Laut AS untuk beroperasi di lingkungan yang menantang," menurut pernyataan Angkatan Laut AS.
“Melalui operasi seperti ini, kami memastikan bahwa kami mahir secara taktis untuk menghadapi tantangan menjaga perdamaian."
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR