Intisari-online.com -Serangan penyerbuan Capitol Hill 6 Januari lalu hebohkan hampir seluruh dunia.
Kini, penyelidikan pemerintah AS telah temukan siapa perencana aksi tersebut.
Thomas Caldwell adalah salah satu perencana tersebut.
Ia dulunya rupanya pernah bekerja sebagai kepala bagian FBI.
Menurut pihak berwenang, dia adalah pemimpin kelompok milisi sayap kanan Oath Keepers dan membantu mengarahkan kelompok ekstremis lain saat kerusuhan di Gedung Capirol.
Melansir Associated Press (AP) pada Senin (8/2/2021), pihak berwenang meyakini bahwa Caldwell memegang peran penting dalam kepemimpinan kelompok ekstremis.
Pengacara Caldwell, Thomas Plofchan, menulis dalam mosi mendesak hakim membebaskannya dari penjara sementara selama menunggu persidangan, karena kliennya pernah menjabat kepala bagian FBI selama 2009-2010 setelah pensiun dari Angkatan Laut.
Lebih lanjut Plofchan menerangkan, Caldwell yang membantah termasuk bagian Oath Keepers, memegang izin keamanan rahasia sejak 1979.
Caldwell juga menjalankan perusahaan konsultan yang melakukan pekerjaan rahasia untuk Pemerintah Amerika Serikat (AS), kata pengacara tersebut.
"Dia telah diperiksa berkali-kali dan ditemukan sebagai orang yang layak dipercaya oleh Pemerintah Amerika Serikat, seperti yang ditunjukkan dengan memberinya izin Top Secret," tulis Plofchan.
FBI belum berkomentar tentang kasus ini pada Senin malam.
Caldwell adalah satu dari tiga orang yang oleh pihak berwenang digambarkan sebagai Oath Keepers, yang bulan lalu didakwa melakukan konspirasi serta dituduh merencanakan penyerbuan Gedung Capitol.
Dia kini ditahan setelah penangkapan di rumahnya di Berryville, Virginia, pada 19 Januari.
Pengacara Caldwell menyangkal kliennya ikut kerusuhan di Gedung Capitol karena keterbatasan fisik, yang membuat pria 66 tahun itu tak bisa masuk gedung manapun.
Caldwell menderita komplikasi termasuk cedera di bahu, punggung, dan lutut, kata pengacara, saat menunaikan tugasnya sebagai aparat keamanan.
Pada 2010 Caldwell menjalani operasi tulang belakang yang gagal, dan menyebabkan masalah kronis serta didiagnosis mengidap gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Dokumen dakwaan mencantumkan pesan antara Caldwell dengan orang-orang saat mengatur kamar hotel di Washington pada hari-hari sebelum pengepungan.
Dalam satu pesan Facebook yang diterima Caldwell tertulis, "Mungkin akan meneleponmu besok... terutama karena... Aku ingin tahu rencananya. Kaulah pemimpinnya."
Pihak berwenang mengatakan, Oath Keepers berkomunikasi selama serangan itu tentang di mana anggota parlemen berada.
Ada satu pesan yang berkata, "Semua anggota di terowongan bawah ibu kota. Kurung mereka lalu nyalakan gasnya."
Pesan lain berbunyi, "Tom semua anggota parlemen ada di bawah Tunnels 3floors down" dan "Lewatlah pintu belakang gedung menghadap N kiri lorong ke bawah."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini