Intisari-Online.com - Kementerian Pertahanan Nasional China menyatakan bahwa militer mereka berhasil melakukan uji pencegatan rudal darat di wilayahnya pada Kamis (4/2).
"Mencapai tujuan pengujian yang diinginkan," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis Jumat (5/2) di laman resminya.
"Tes ini bersifat defensif dan tidak ditargetkan terhadap negara mana pun," sebut Kementerian Pertahanan China.
Mengutip Global Times, itu merupakan uji mid-course ABM berbasis darat keempat China yang diketahui publik.
Mid-course adalah fase paling vital dalam intersepsi rudal balistik.
"Dan, mid-course ABM berarti mencegat rudal saat berada dalam fase penerbangan bebas di luar atmosfer," kata Song Zhongping, pakar militer China, kepada Global Times.
Menurut dia, durasi fase mid-course relatif lama.
Kesulitan besar dalam intersepsi terletak pada lintasan yang tinggi.
Dan, target pencegatan biasanya rudal balistik jarak menengah dan antarbenua.
"China sudah menguasai mid-course ABM system, dan melakukan tes terbaru menunjukkan sistem itu semakin matang, dan tingkat keberhasilan serta reliabilitas intersepsi meningkat secara signifikan," ujar Song.
Tiga fase penerbangan rudal
Penerbangan rudal balistik biasanya terdiri dari tiga fase dalam urutan waktu.
Pertama, fase dorongan, di mana pendorong roket akan menggerakkan rudal ke langit.
Kedua, fase tengah, saat pendorong berhenti ketika rudal melintasi luar atmosfer dan masuk kembali ke dalam atmosfer.
Ketiga, fase terminal, kala rudal memasuki kembali atmosfer dan menuju ke sasarannya.
Secara teknis, mudah untuk mencegat rudal balistik dalam fase pendorong.
Sebab, rudal tersebut masih dekat dengan permukaan tanah dan berakselerasi.
Tetapi, sulit untuk mendekati lokasi peluncuran yang biasanya jauh di wilayah musuh.
Sedang dalam fase terminal, pencegatan sangat menantang karena kecepatan rudal "menyelam" sangat tinggi.
Analis percaya bahwa sistem anti-rudal yang efektif dan lengkap harus dibuat, terutama terhadap rudal jarak menengah dan antarbenua yang biasanya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
(*)