Dulunya Hanya Negara Miskin, Ternyata Ini Alasan Mengapa China Kini Bisa Menjadi Negara Terkuat Kedua Di Dunia, Indonesia Ternyata Punya Potensi Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan para pemimpin asing menghadiri upacara pembukaan KTT Beijing Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika (FOCAC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, ibu kota Tiongkok, 3 September 2018.
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan para pemimpin asing menghadiri upacara pembukaan KTT Beijing Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika (FOCAC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, ibu kota Tiongkok, 3 September 2018.

Intisari-online.com - Tak bisa dipungkiri, saat ini China memang negara yang sangat maju, mengungguli negara-negara Barat.

Dengan kondisinya saat ini China dipandang sebagai negara terkuat kedua di dunia di bawah Amerika Serikat.

Bahkan diproyeksikan China akan terus tumbuh, dan bukan tidak mungkin negeri panda ini akan menjadi negara adidaya di masa depan.

Padahal jika dilihat dari perspektif sejarah, China sebenarnya adalah negara yang cukup miskin.

Baca Juga: Jet Tempur KF-X/IF-X, Garapan Indonesia dan Korea Selatan yang Justru Kabarnya Akan Ditinggalkan Indonesia di Tengah Kekacauan Laut China Selatan Karena Terbentur Ini

Namun, menurut CGTN. News, selama beberapa dekade China telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.

Terutama sejak reformasi dan kebijakan keterbukaan yang diprakarsai oleh Deng Xiaoping pada akhir tahun 1970-an.

Dengan PDB 74,71 triliun Yuan atau 10,82 triliun dollar AS, menempatkan China berada di belakang AS sebagai ekonomi terbesar dunia tahun 2016.

PDB China telah tumbuh secara signifikan berkat banyak sekali faktor di dalamnya.

Baca Juga: Terus Dibantu Joe Biden, China Berang pada Amerika hingga Taiwan Jadi Korban, Kirim Puluhan Pesawat Pembom, Senjata Nuklir, Jet Tempur, hingga Ada Suara Tembakan

Dikatakan PDB China sudah mulai tumbuh sejak tahun 1952, tetapi pertumbuhannya lambat pada 1950-an hingga 1970-an.

Negara ini tetap menjadi negara yang miskin dalam periode ini.

Hal itu disebabkan karena infrastruktur yang terbelakang dan tertinggal akibat perang selama bertahun-tahun.

Faktor lain seperti ekonomi terencana yang tidak efisien, dan gerakan politik yang berulang.

Hingga akhirnya, China mengadopsi reformasi besar-besaran dan kebijakan keterbukaan pada tahun 1978.

Secara bertahap beralih ke ekonomi pasar, mulai mengeluarkan potensi pertumbuhan sepenuhnya.

Baca Juga: Saat Semua Negara Bergantung pada Utang China, Negara Afrika Ini Pilih Miskin dan Menderita daripada Menerima Utang dari China

Saat itu PDB China hanya menyumbang dua persen dari total PDB dunia tahun 1978.

Namun, kini mereka mewakili hampir 15 persen dari ekonomi global.

Kuncinya adalah China memanfaatkan jumlah penduduk yang cukup padat untuk meningkatkan jumlah produktifikas industri.

Hal itu tak hanya China tidak hanya menjadi pabrik dunia.

Tetapi juga mengangkat lebih dari 700 juta penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Keberhasilan ekonomi negara telah mendapat banyak manfaat dari populasi yang besar.

Baca Juga: Mahathir Ungkap Malaysia Pernah Nyaris Jatuh dalam Jebakan China Saat Berada di Ambang Kebangkrutan, Untung Saja Digagalkan Setelah Menyadari Hal Ini

Dengan biaya tenaga kerja yang relatif rendah dan pasar yang besar, tetapi juga pemerintah pusat yang efisien dan kuat.

Saat China tumbuh lebih kaya, China telah memulai misi baru: Untuk mengoptimalkan struktur industrinya dan mendorong mesin pertumbuhan yang hijau dan didorong oleh inovasi.

Sama halnya dengan China Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang cukup besar di dunia.

Dengan kata lain Indonesia juga punya potensi ini bahkanbisa saja melebihi dari China, karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang lebih besar.

Artikel Terkait