Selama beberapa minggu berikutnya, pemboman udara berkelanjutan yang telah dinamai 'Operation Desert Storm' atau 'Operasi Badai Gurun' itu menghancurkan pertahanan udara Irak sebelum menyerang jaringan komunikasinya, gedung-gedung pemerintah, pabrik senjata, kilang minyak, serta jembatan dan jalan.
Pada pertengahan Februari, sekutu telah mengalihkan serangan udara mereka ke pasukan darat depan Irak di Kuwait dan Irak selatan, menghancurkan benteng dan tank mereka.
Itu dinamai 'Operasi Desert Saber' atau 'Operasi Perisai Gurun', merupakan serangan darat sekutu besar-besaran, diluncurkan ke utara dari timur laut Arab Saudi ke Kuwait dan Irak selatan pada 24 Februari.
Dalam waktu tiga hari pasukan Arab dan AS telah merebut kembali kota Kuwait, sementara pasukan Irak hancur.
Pada tanggal 27 Februari, pasukan sekutu telah menghancurkan sebagian besar unit Garda Republik elit Irak.
Presiden George HW Bush mengumumkan gencatan senjata pada 28 Februari, di mana perlawanan Irak benar-benar runtuh.
Diperkirakan peperangan tersebut memakan sekitar 8.000 hingga 50.000 korban dari pihak Irak, dan sekutu kehilangan sekitar 300 tentaranya.
Irak pun mengakui kedaulatan Kuwait dan melepaskan diri dari semua senjata pemusnah massal.
Selain kekalahan, Perang Teluk II juga membawa dampak negatif bagi Irak dan beberapa negera Timur Tengah.
Berikut beberapa dampak Perang Teluk II:
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR