Misalnya, tidak mampu mencium bau-bau yang berkaitan dengan peristiwa kebakaran.
"Tanpa kemampuan untuk mencium, kita kehilangan kemampuan untuk mendeteksi bau berbahaya, seperti gas atau api dan asap," katanya, seperti dilansir Cleveland Clinic.
Bahkan untuk hal yang umumnya dianggap sederhana, seperti mencium makanan busuk sekalipun, orang-orang yang kehilangan penciuman tidak bisa melakukannya.
Dampak yang lebih luas bisa menyangkut psikologis seseorang.
Akibat gangguan dalam hubungan antara ingatan emosional, pengalaman, dan kemampuan penciuman, beberapa orang dapat mengalami kecemasan dan bahkan depresi.
"Makanan menjadi tidak lagi enak, minuman kesukaan rasanya tidak lagi sama."
"Mereka yang mengalaminya merasa tidak mendapatkan kenikmatan yang sama dari pengalaman yang pernah mereka miliki sebelumnya," kata Sindwani.
Meski begitu, kabar baiknya adalah angka kehilangan penciuman secara permanen sebetulnya sangat kecil.
Sindwani menyebut salah satu penelitian yang meneliti menggunakan pengujian penciuman objektif.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR