Intisari-Online.com - Tahun lalu, ketika masih dipimpin Donald Trump, Amerika Serikat (AS) memasukkan 24 perusahaan dan individu asal China ke dalam daftar hitam.
Hal ini dikarenakan, perusahaan dan individu tersebut terlibat dalam konstruksi dan operasi militer China di Laut China Selatan.
Menurut Reuters pada Rabu (26/8/2020), sanksi tersebut menjadi sanksi pertama yang diberikan AS untuk malawan Beijing atas sengketa di jalur perairan strategis itu.
Perusahaan yang masuk daftar hitam, termasuk Guangzhou Haige Communications Group, beberapa perusahaan yang tampaknya terkait dengan China Communications Construction Co, serta Beijing Huanjia Telecommunication, Changzhou Guoguang Data Communications, China Electronics Technology Group Corp, dan China Shipbuilding Group.
Rupanya, Filipina menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan yang masuk daftar hitam AS tersebut.
Melansir 24h.com.vn, Rabu (27/1/2021), Communication Construction Company of China (CCCC) dan mitra lokalnya pada 2019 memenangkan tender untuk membangun bandara senilai $ 10 miliar.
Bandara itu akan dibangun di provinsi Cavite, dekat ibu kota Manila, Filipina.
Ini adalah salah satu proyek terbesar yang ditandatangani oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan China.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR