Situasi Makin Darurat, Malaysia Sampai Hati Berencana Korbankan Ekonomi Utamanya demi Hentikan Penyebaran Covid-19, Separah Apa Situasi di Malaysia?

Afif Khoirul M

Penulis

Ekonomi Malaysia akan dikorbankan demi menghentikan Covid-19.

Intisari-online.com - Situasi ekonomi dunia tampaknya semakin mendekati situasi berbahaya akibat pandemi Covid-19.

Saat ini, Malaysia telah berada di ambang jurang situasi ekonomi yang sangat genting.

Banhkan bersiap untuk melakukan tindakan darurat dengan menutup sebagian besar ekonomi utamanya.

Menurut, seorang sumber The Straits Times mengungkapkan, Pemerintah Malaysia sedang bersiap untuk menutup sebagian besar ekonominya jika kasus virus corona terus melonjak.

Baca Juga: ‘Kita Semua Bisa Melanjutkan Hidup’ Kisah Pilot dan Pramugari yang Banting Setir Akibat Pandemi Virus Covid-19

Ini dilakukan setelah program perintah kontrol pergerakan (MCO) yang ditetapkan sejauh ini gagal menahan penyebaran infeksi.

Beberapa sumber industri dan pemerintah telah mengkonfirmasi kepada The Straits Times bahwa Kementerian Kesehatan Malaysia ingin memberlakukan penguncian total pada semua aktivitas ekonomi kecuali untuk layanan penting, setelah MCO yang akan berakhir pada 4 Februari.

Hal itu akan dilakukan jika tidak ada perbaikan dalam jumlah kasus virus corona.

Infeksi harian virus corona tetap di atas angka 3.000 selama seminggu terakhir, dan mencapai rekor 4.275 kasus pada Sabtu (23/1/2021).

Baca Juga: Sudah 7 Tahun Hilang Tanpa Jejak Sedikitpun, Teori Ini Ungkap Penyebab Hilangnya Pesawat Malaysia, Diduga Musnah Tanpa Sisa Gara-gara Hal Ini

Sebanyak 3.346 kasus baru lainnya dilaporkan pada hari Minggu (24/1/2021), sehingga total penghitungan kasus menjadi 183.801 infeksi sejak pandemi dimulai.

Meski demikian, kementerian pemerintah lainnya sedang berupaya mencari jalan tengah, dan percaya bahwa aktivitas bisnis yang terbatas dapat terus berlanjut bersamaan dengan layanan penting meskipun ada pandemi.

Industri besar seperti manufaktur, konstruksi, pertanian dan berbagai jasa telah diizinkan untuk terus beroperasi di bawah MCO yang diberlakukan di seluruh negeri, kecuali di beberapa distrik di negara bagian Sarawak.

Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (Miti) Malaysia memberi para pemangku kepentingan di sektor manufaktur peringatan dini tentang potensi penghentian aktivitas ekonomi saat pertemuan yang dilakukan Jumat (22/1/2021) lalu.

Pemberitahuan yang dikirim oleh Federasi Produsen Malaysia dan Kamar Dagang dan Industri UE-Malaysia kepada anggotanya (yang didapat The Straits Times) menguraikan beberapa saran awal untuk prosedur operasi standar (SOP) yang lebih ketat sebagai langkah pencegahan untuk menghindari penutupan pada bulan berikutnya.

Ini termasuk menciptakan ruang karantina di asrama pekerja, mengurangi separuh jumlah pekerja di kendaraan transportasi, dan mengambil tanggung jawab penuh atas aktivitas pekerja, bahkan jika perumahan mereka dialihdayakan.

Baca Juga: Indonesia Jadi Militer Terkuat di Asia Tenggara, Ternyata Nomor Duanya Adalah Negara Ini, Malaysia JustruTertinggal Jauh di Urutan Ini

Saat dihubungi, juru bicara Miti mengatakan akan membagikan rincian pada waktunya jika ada pembaruan SOP Covid-19.

"Kami serius melakukan yang terbaik karena penguncian total akan mempengaruhi ekonomi," kata seorang pejabat pemerintah tanpa mau menyebut nama, karena diskusi ini bersifat rahasia.

"Ada berbagai upaya baru yang diajukan ke Dirjen Kesehatan tapi tidak ada yang tertarik. Bagi Kementerian Kesehatan, penguncian adalah satu-satunya jawaban," tambahnya.

Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah, tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Minggu.

Noor Hisham saat ini memimpin tanggapan Malaysia terhadap pandemi yang sejauh ini telah menewaskan 678 orang, dengan 18 kematian tertinggi yang tercatat Jumat lalu.

Namun data kementerian secara konsisten menunjukkan bahwa tempat kerja menjadi sumber utama kluster Covid-19. Sejak Jumat lalu, tiga perempat dari 32 cluster baru berasal dari tempat kerja.

Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz mengakui MCO bisa meredam harapan pemulihan ekonomi tahun ini, setelah Malaysia mengalami resesi akibat pandemi.

Baca Juga: Berjuang Mati-matian untuk Jadi PM Malaysia Lagi Demi Tuntaskan Korupsi, Mahathir Kini Malah Masuk Daftar 20 Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi, Disejajarkan Teroris Berbahaya

Namun, dia mengatakan pemerintah mempertahankan perkiraan pertumbuhan 6,5% hingga 7,5% untuk tahun ini.

Proyeksi itu akan sangat diragukan bisa dicapai jika lebih banyak sektor ekonomi mengalami penutupan dalam beberapa minggu mendatang.

Malaysia pertama kali memberlakukan pembatasan ketat pada Maret tahun lalu melalui program yang dijuluki MCO 1.0.

MCO menahan warga untuk tetap di rumah mereka, menutup sekolah dan menutup bisnis, dan berhasil mengurangi jumlah kasus harian menjadi satu digit.

Ketika pembatasan diperkenalkan kembali pada 13 Januari tahun ini - MCO 2.0 - setelah infeksi harian bertahan pada tingkat empat digit selama dua bulan, mereka hanya membatasi aktivitas sosial dan ritel.

Justrusejak itu, jumlah kasus virus corona aktif telah meningkat dari lebih dari 32.000 menjadi lebih dari 42.000 kasus, jauh melebihi sekitar 34.000 tempat tidur yang disediakan untuk pasien Covid-19 secara nasional.

Source: Kontan

Artikel Terkait