Waktu China Tidak Banyak Tersisa, Xi Jinping Mungkin Akan Bereskan Sendiri Masalah Hong Kong dan Taiwan Tanpa Menunggu Aksi Joe Biden, 'Dari Awal Bukan Urusan Mereka'

Maymunah Nasution

Editor

Xi Jinping dan Joe Biden
Xi Jinping dan Joe Biden

Intisari-online.com -Kapan saja pergantian presiden dan wakil presiden AS, banyak pemerintah negara lain yang kemudian menyesuaikan langkah politiknya terhadap AS.

Demikian juga dengan China.

Lalu, ada juga kebutuhan menumbangkan kebijakan pendahulunya agar presiden yang saat ini menjabat memiliki nama lebih baik sebagai presiden Amerika Serikat.

Tentunya hal inilah yang menyebabkan politik luar negeri AS juga akan berubah.

Baca Juga: Pada Akhirnya, 4 Kebijakan Ini Buktikan Bahwa Biden Tak Kalah Garang dari Trump Soal China

Joe Biden, presiden baru AS, telah mengembalikan gaya diplomasi tradisional AS, terdiri dari profesional elit dan dipandu dengan beberapa aturan.

Hal itu terlihat dari banyak diplomasi yang dibuat Biden kepada para pemimpin Kanada, Meksiko, Inggris, Perancis.

Namun untuk China, Biden berhati-hati dan hanya ada beberapa anggota staf yang berbicara secara ritmis dan terbuka.

Hal itu dianggap oleh China sebagai langkah AS menguji air yang akan dihadapi.

Baca Juga: China Ketahuan Bohong, Awalnya Niat Damai, Tapi Mereka MalahPerintahkan UntukTembak dan HancurkanSetiap Kapal Asing yang Berani Lewat, Tantang Amerika?

25 Januari kemarin, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada media jika AS akan melakukan pendekatan yang sabar untuk berdiskusi dengan sekutu dan kedua pihak.

"Kami akan mengizinkan proses lintas departemen untuk melanjutkan langkah demi langkah untuk meninjau dan mengevaluasi bagaimana kita harus terus mengembangkan hubungan kita. "

Disampaikan oleh Graham Allison, staf inti Biden, Taiwan disebutkannya sebagai isu pengubah hubungan AS dan China untuk 4 tahun ke depan, dengan rincian berupa kemungkinan kecelakaan, insiden dan provokasi di Taiwan akan berdampak langsung pada hubungan bilateral itu.

Akhirnya kemungkinan terburuknya adalah China dan AS terlibat dalam perang yang menghancurkan, Taiwan menjadi korban dan akhirnya perang dan perdamaian menjadi isu utama.

Baca Juga: Xi Jinping Peringatkan Konsekuensi 'Perang Dingin Baru,' Antony Blinken: 'Trump Benar Mengambil Pendekatan Keras ke China'

Allison mengatakan Biden akan lakukan 5R untuk China: Return, Reverse, Review, Realism dan Responsible.

Return atau kembali adalah mengembalikan hubungan kedua negara agar normal kembali, kemudian reverse adalah pembalikan seperti bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris.

Ketiga adalah review atau memeriksa kembali apa yang disebut pencapaian Trump untuk kepentingan AS, kemudian realisme atau mempertahankan pemahaman yang jelas tentang fakta jika China memang lawan yang kuat, kemudian responsible untuk sadar jika China dan AS harus hidup berdampingan atau dunia akan hancur.

Langkah ini jauh lebih baik daripada yang dilakukan Trump, tapi China memiliki beberapa alasan untuk tidak merujuk langkah ini.

Baca Juga: Biden Dapat Mendukung Keamanan Semenanjung Tanduk Afrika, Jaga-jaga China Gunakan Hutang Djibouti?

Mengutip media lokal Hong Kong hk01.com, Biden sendiri kewalahan menangani masalah yang lebih mendesak di AS, seperti penanganan Covid-19 dengan hampir 500 ribu orang meninggal.

Namun Biden tidak dapat mengadopsi langkah Trump terhadap China yaitu "hanya tahu bagaimana menjadi kuat dan mengabaikan China".

Bagaimanapun, kedua negara saling berkaitan dan saling membutuhkan, dengan pendapatan warga AS pun didapat dari hubungan yang baik dengan China.

Analis menganggap Biden bisa fokus urusan dalam negeri jika China tidak mengambil inisiatif untuk melakukan serangan baik untuk selesaikan masalah Hong Kong ataupun Taiwan ataupun untuk menguasai dunia.

Baca Juga: Bomber dan Pesawat Tempur China Berbondong-bondong di Kirim ke Taiwan, Apa yang Tengah Terjadi?

Kini hanya tinggal satu pertanyaan, akankah Xi Jinping menunggu Biden siap?

China sendiri tidak memiliki alasan untuk menunggu Biden siap, dengan politik dalam negerinya sendiri sudah memasuki tahap pendalaman reformasi.

Nyatanya, China sedang memiliki banyak sekali urusan, di panggung internasional giat mempromosikan hubungan dengan negara Pasifik Barat dan benua Eropa saat AS kewalahan, dan China juga bersaing ketat dalam arah perdagangan dan pembangunan jangka panjang.

Hal ini saja Biden mungkin sudah akan kesulitan menghadapinya, karena tercabik untuk mengalahkan China dan memperbaiki kondisi di dalam negeri.

Baca Juga: Salah Kaprah Jika Sebut Joe Biden Bisa Hentikan Konflik dengan China, Justru Beberapa Hari Setelah Dilantik Jadi Presiden, China TuduhAmerika Memulai 'Perang Dunia' dengan China

Namun China juga tidak akan berhenti di situ, China juga masih akan menyelesaikan urusan Hong Kong dan Taiwan.

Dan untuk kedua masalah ini, banyak pakar mengkhawatirkan Xi Jinping sudah tidak ada waktu lagi.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait