Remakaman itu mengingatkan dunia akan kekejaman yang terjadi di sana;
mendapatkan, akhirnya, dukungan internasional yang luas untuk
perjuangan rakyat Timor; dan menempatkan negara kecil di Asia Tenggara
ini di jalan menuju penentuan nasib sendiri.
Dalam perkembangan yang mengejutkan sekaligus ironis, pelapor khusus
PBB untuk hak asasi manusia dan penyiksaan, yang sedang mengunjungi
Dili, menolak terlibat.
Sementara jurnalis Belanda dan aktivis hak asasi Saskia Kouwenberg yang
akhirnya turun tangan.
Dia meninggalkan Timor Leste dengan film berdurasi 10 menit disembunyikan di celana dalamnya.
Peristiwa Santa Cruz 1999 itu sendiri terjadi ketika kerumunan massa
melakukan aksi menuju pemakaman Santa Cruz.
Itu adalah tempat seorang pemuda bernama Sebastião Gomes, yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Timor dimakamkan.
Pemuda itu tewas ditembak di gereja Antonio Padua, Motael, Dili, dua
minggu sebelum pembantaian Santa Cruz.
Minggu 12 November 1991, emosi warga Timor Leste semakin memuncak. Usai misa di gereja St Antonio Padua Motael orang-orang mulai melakukan aksi protes di jalan.
Hari itu, warga berjalan kaki menuju pemakaman Santa Cruz, sekaligus ingin
berziarah ke makam Sebastiao Gomes.
Namun justru aksi demo itu berakhir rusuh, ketika tiba-tiba datang rentetan
tembakan dan terjadi insiden mengerikan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR