Intisari-Online.com - Amerika Serikat pernah mengumumkan kekecewaannya bahwa pemerintah Kamboja merobohkan gedung yang didanai AS yang digunakan untuk program keamanan maritim.
Tetapi Washington juga menyuarakan keprihatinan serius bahwa tindakan Kamboja terkait dengan kemungkinan transformasi fasilitas untuk itu digunakan oleh Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN).
Dilansir dari National Interest, Minggu (24/1/2021), Phnom Penh telah mempertahankan apa yang disebut sebagai "hubungan yang nyaman" dengan Beijing selama bertahun-tahun.
Tetapi baru tahun lalu kontroversi mengenai Pangkalan Angkatan Laut Ream di Teluk Thailand meningkat ketika laporan beredar bahwa Tiongkok sedang mencari tiga puluh- tahun sewa pangkalan.
Itu termasuk penempatan personel militer bersama dengan penyimpanan senjata dan tempat berlabuh kapal perang.
Pangkalan itu, yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Kerajaan Kamboja di provinsi Sihanoukville, Kamboja, mencakup sekitar 190 hektar.
Sejak 2010, tempat ini telah menjadi tempat pelatihan tahunan gabungan Kamboja-Amerika Serikat dan latihan angkatan laut di bawah program Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT).
“Kami kecewa karena otoritas militer Kamboja memilih untuk menghancurkan fasilitas keamanan laut yang baru berusia tujuh tahun dan merupakan tanda hubungan AS-Kamboja,” kata Chad Roedemeier, petugas informasi di Kedutaan Besar AS di Kamboja di Phnom Penh, melalui sebuah pernyataan.
Baca Juga: Tak Ada Habisnya, Tentara India dan China Lagi-lagi Bentrok di Perbatasan, Beberapa Orang Terluka
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR