Intisari-online.com - Semasa menjabat sebagai Presiden Amerika, banyak hal dilakukan Donald Trump.
Termasuk beberapa kebijakan aneh seperti mencekal 7 negara di antaranya adalah Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman.
Trump menuduh negara-negara tersebut sebagai basis kelompok ekstrimis.
Hingga memberlakukan perang dagang yang menggoyang ekonomi dunia, dengan menaikkan tarif bea cukai produk dari China, dan membatasi investasi China dengan alasan kemanan.
Tak hanya itu saja Donald Trump juga membuat serangkaian kebijakan dengan Israel, seperti mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel.
Bahkan dia memuji Israel sebagai negara yang berdaulat, yang menurutnya hal itu tepat dilakukan.
"Israel adalah negara berdaulat, dengan hak seperti negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri," katanya dalam pidatonya.
Semua beberapa kebijakannya memang dikritik oleh Joe Biden sebagai penggantinya.
Tetapi ada satu kebijakan yang dianggap Biden sebagai kebijakan luar negeri paling luar biasa yang pernah dibuat oleh Donald Trump.
Kebijakan itu adalah Perjanjian Abrahamic, yang bisa dibilang diplomasi paling sukses dilakukan oleh Presiden Donald Trump di Timur Tengah.
Perjanjian ini memfasilitasi Israel sebagai sekutu penting AS, untuk menormalisasi hubungan dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Meskipun awalnya perjanjian ini dianggap kontroversial, dan menyakiti Palestina pada awalnya.
Pasalnya sejak awal negara Arab seharusnya hanya mau melakukan normalisasi dengan Israel, dengan jaminan perdamaian Palestina.
Sementara itu Axiox mengatakan Biden pasti akan mempertahankan, bahkan menjunjung tinggi warisan diplomatik Trump.
Mendukung kesepakatan Abraham memungkinkan Biden untuk membangun hubungan baik dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pemimpin lainnya di Teluk Persia.
"Membantu Israel untuk menormalkan hubungan dengan negara lain di kawasan yang sama adalah sesuatu yang selalu didukung dan dijelaskan oleh Biden dalam pidato kampanyenya," kata Dan Shapiro, mantan duta besar AS untuk Israel.
"Biden telah berjanji untuk mendukung perjanjianAbrahamic dan mencoba membantu Israel mengembangkan hubungan yang baik dengan negara-negara Timur Tengah," katanya.
Presiden terpilih Biden berjanji untuk membalikkan banyak kebijakan Trump, seperti menarik AS dari perjanjian iklim Paris, WHO, atau kesepakatan nuklir dengan Iran.
Biden juga mengumumkan bahwa dia akan melakukan ini pada hari pertama menjabat.
Perdana Menteri Netanyahu dikatakan memiliki hubungan yangpanjangdengan pemerintahan Obama ketika Biden menjadi wakil presiden.
Hubungan AS-Israel di bawah Trump sangat baik.
"Dari perjanjian Abrahamic, mungkin Biden akan mempromosikan hubungan damai antara Israel dan Palestina," kata Shapiro.
Segera setelah perjanjianAbrahamic ditandatangani, Biden menyambut baik dan menyebutnya sebagai "langkah bersejarah".
Menteri Luar Negeri AS dalam pemerintahan Biden Tony Blinken, telah mengumumkan bahwa pemerintahan baru akan terus membantu Israel mengembangkan hubungan baik dengan negara-negara Arab di kawasan itu.
"Dari informasi yang saya dengar tentang pemerintahan Biden yang baru. AS pasti akan mendukung dan mempromosikan perjanjian Ibrahim," kata Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi.
Namun, reintegrasi Biden dari AS ke dalam kesepakatan nuklir dengan Iran dapat menghadapi tentangan dari Israel, UEA, Bahrain dan Arab Saudi.