Intisari-online.com - Saat ini dunia sedang dalam transisi untuk mencapai era teknologi.
Di mana semua hal bisa digantikan dengan teknologi moderen, yang ditemukan oleh sains, seperti menggunakan robot saat perang.
Menukil Daily Star, pada Rabu (20/1/21), robot medan perang di masa depan memang bukanlah cerita fiksi.
Pasalnya, Amerika memang sedang mengembangkan robot untuk digunakan di medan perang di masa depan.
Menurut laporan itu, masa depan, robot ini akan menggunakan otot dan tendon yang dikembangkan di laboratorium daripada piston dan akuator logam.
Sehingga akan memberikan mereka fleksibilitas dan kelincahan mirim manusia.
Militer AS mungkin adalah pengembang paling dekat dengan penggunaan robot di medan perang di masa depan.
Namun, dikatakan kemungkinan mesin perang ini belum bisa menyerupai robot monster yang sering diperlihatkan dalam fiksi ilmiah.
Para peneliti dari Laboratorium Penelitian Angkatan Darat Komando Pengembangan Kemampuan Tempur Angkatan Darat AS (ARL) sedang bekerja sama dengan akademisi dari University of North Carolina.
Mereka mengembangkan robot yang menggunakan otot dan tendon yang dikembangkan di laboratorium, bukan piston dan aktuator logam lagi.
Robot yang menggunakan struktur dan bahan dari biologi ini menjanjikan untuk menjadi lebih cepat, lebih gesit dan lebih efektif daripada mesin semua logam tradisional, kata Dean Culver, seorang ilmuwan peneliti ARL.
Dia meramalkan robot yang menggunakan jenis kekuatan skala molekuler yang samabisa menggerakkan sel-sel hidup.
"Fitur skala nano ini diterjemahkan menjadi aktuasi yang lebih energik dan efisien pada skala makro, yang berarti robot yang dapat berbuat lebih banyak untuk pejuang perang dalam waktu yang lebih lama," katanya kepada situs berita resmi Angkatan Darat AS .
Culver mengatakan kepada Federal News Network bahwa dia melihat rekayasa bio-hybrid sebagai masa depan robot adaptif.
Mereka dapat mengeksplorasi dan bereaksi terhadap kondisi baru dalam misi yang panjang dan tidak diawasi.
"Batasan utama robot saat ini adalah kekuatan, kemampuan, dan keserbagunaan. Mereka dapat melakukan tugas terbatas untuk jangka waktu tertentu," katanya.
Dengan masa depan militer adalah robot yang dapat melakukan misi yangjangka panjang di wilayah asing tanpa perlu diisi ulang bahan bakarnya atau diprogram ulang.
"Kami masih belum memiliki robot yang dapat pergi ke ruang yang tidak diketahui dan beradaptasi dengan apa yang mereka rasakan," katanya.
"Ini semua pada akhirnya adalah masalah yang kami rasa dapat ditangani oleh desain rekayasa bio-hybrid atau bio-terinspirasi," imbuhnya.
Culver mengatakan bahwa robot masa depan tidak harus meniru manusia, tetapi bisa mengambil inspirasi dari wujud dan struktur tubuh hewan.
"Otot lalat, khususnya, memiliki beberapa karakteristik yang sangat diinginkan," katanya
"Menggunakan hanya sedikit sel untuk membudidayakan sepotong jaringan yang berguna dapat dilakukan dengan berbagai genom berbeda," katanya.
"Atau dari berbagai spesies berbeda, bergantung pada jenis arsitektur tingkat sistem lain yang ingin Anda gunakan," tambahnya.
Dia mengakui bahwa rekayasa bio-hybrid masih dalam tahap awal dan jalan masih panjang sebelum kita melihat robot generasi berikutnya ini di lapangan.
"Saat ini, kami memiliki dasar teoritis yang bagus untuk apa yang kami coba lakukan," katanya.
"Beberapa alat yang ingin kami gunakan untuk menyempurnakan desain jaringan otot untuk digunakan dalam robot telah diuji pada banyak protein dan molekul lain, dan terbukti efektif," jelasnya.
"Yang benar-benar kami butuhkan sekarang adalah waktu dan dukungan untuk mengarahkan alat ini ke molekul yang relevan di otot," sambuhnya.
"Ada banyak pembelajaran yang harus dilakukan sebelum kami membuat prototipe," imbuhnya.